RAMAH-TAMAH KHAS SANTRI PASCA APEL HSN 2023

BUDURAN. Kurang lebih 300 orang santri mengikuti Apel Hari Santri Nasional (HSN) pada Ahad (22/10) di halaman kantor MWCNU Buduran. Apel telah terlaksana dengan khidmat dan terasa sangat sakral karena atsar perjuangan para ulama pejuang bangsa dan negara seolah-olah menyisir tiap kesadaran para peserta apel pagi itu. Maka tibalah istirahat sejenak untuk melanjutkan agenda berikutnya yaitu Napak Tilas Santri Buduran. Pada saat istirahat inilah tampak betapa kuatnya ikatan kekeluargaan warga Nahdlatul Ulama Buduran baik yang berada di struktur kepengurusan maupun yang menjadi warga kultural.

Makanan berupa nasi bungkus, atau nasi sayur sop, ditambah selembar kerupuk dan sedikit sambal kecap, telah sanggup mengisi ruang kosong di perut peserta apel dan menjadi bahan olahan asam lambung yang mulai keluar karena sudah waktunya. Terlihat beberapa lingkaran peserta apel saling bergerombol dan menikmati hidangan sederhana tersebut sambil sesekali terdengar tawa di antara mereka. Bahkan tidak jarang terlihat di antara mereka saling bertukar atau berbagi makanan dengan sahabat di grupnya tersebut, walau sekedar berbagai sambal atau kerupuk.

Di tempat yang agak luar dari halaman, terlihat para sahabat Banser masih setia mengamankan situasi dengan mengatur lalu lintas pengendara yang melewati kawasan itu. Bahkan, terlihat mereka memilih cara sarapan secara bergiliran dan paling akhir mendapatkan pembagian ransuman makanan. Terlihat juga para aktifis Fatayat melayani peserta apel lainnya dengan cekatan mengisi dan membagikan piring atau nasi bungkus pada mereka yang antri di hadapannya.

Ning, saya minta nambah nasi ya, biar tidak masuk angin,” kata salah satu peserta apel dengan bersemangat. Tak terduga, jawaban Ning Fatayat itu “menuduh” bahwa alasan minta nambah nasi bukan agar tidak masuk, tapi memang bakat lapar. “Sampeyan itu ingin nambah nasi bukan karena takut masuk angina, tapi memang potongan orang yang bakat lapar.” Kata Ning Fatayat yang disambut tawa si peminta tambahan nasi tersebut. Walau begitu, Ning Fatayat itu masih berkenan memberikan tambahan nasi dengan senyim manisnya, sedangkan yang diberi tambahan nasi langsung balik badan dan ngacir sambil mengucapkan terima kasih. MWCNU Buduran Jihad Santri Jayakan Negeri.(c)