PRNU SIDOKEPUNG PERKUAT JAMAAH-JAM’IYAH DENGAN MUSYKER, HALAL BI HALAL, DAN LAILATUL IJTIMA’

lailatul ijtima',ISHARI NU,sidokepung,musyker,nahdliyyin,banser,jamaah,jam'iyah

SIDOKEPUNG. Nahdlatul Ulama (NU) sebagai jamaah menjadi wadah bagi pengikut Islam Ahlussunnah wal Jamaah al-Nahdliyah yang biasa disebut nahdliyyin. Sebagai jam’iyah merupakan organisasi dari tingkat pusat sampai anak ranting beserta berbagai divisi kelembagaan dan badan otonom (Banom) dengan spesifikasinya masing-masing. Pengurus Ranting NU (PRNU) Sidokepung merupakan salah satu bagian dari jam’iyah NU yang berada dalam wilayah koordinasi MWCNU Buduran. Dalam rangka memperkuat jamaah sekaligus jam’iyah, PRNU Sidokepung melaksanakan musyawarah kerja (musyker), halal bi halal, dan lailatul Ijtima’ (LI) pada Ahad (12/05/24) di dua tempat yang berbeda. Musyker dilaksanakan di komplek gedung TK ArRahman dari pagi sampai siang, sedangkan halal bi halal dan LI dilaksanakan di masjid An-Nur PMA petang hari sampai malam.

lailatul ijtima',ISHARI NU,sidokepung,musyker,nahdliyyin,banser,jamaah,jam'iyah

Mayoritas jajaran PRNU Sidokepung mengikuti musyker dan menghasilkan beberapa rekomendasi program kegiatan. Para muharrik NU Sidokepung jauh-jauh hari sudah menyiapkan agenda ini dengan menyediakan berbagai kelengkapan yang dibutuhkan. Bendera dan umbul-umbul NU terlihat banyak dipasang di sepanjang ruas jalan desa. Bahkan malam hari sebelum pelaksanaan, terlihat beberapa orang sibuk menyiapkan berbagai perlengkapan sampai tengah malam didampingi langsung oleh pimpinan PRNU Sidokepung. Diharapkan, melalui tiga agenda kegiatan tersebut NU sebagai jam’iyah memiliki gambaran kegiatan yang jelas, sedangkan sebagai NU jamaah mampu menjadi wadah yang menampung berbagai kalangan umat Islam dengan berbagai perbedaannya secara diversifikatif namun tetap dalam naungan Islam Aswaja al-nahdliyyah.

Melalui agenda ini, saya berharap PRNU Sidokepung memiliki ancangan program yang mapan, sekaligus menjadi wadah bagi semua kalangan dalam halauan Islam Aswaja al-Nahdliyyah”, begitulah kira-kira dawuh KH. Azizurrahman sebagai Rois Syuriyah PRNU Sidokepung.

Pada saat LI di masjid An-Nur PMA, rawuh pimpinan MWCNU Buduran, yaitu KH. Husnul Waro selaku Rois Syuriyah dan Kyai Mahrus selaku Ketua Tanfidziyah. Didampingi Kyai Nur Hasan selaku Ketua Tanfidziyah PRNU Sidokepung, keduanya menempati posisi di sebelah paimaman dan mimbar menghadap jamaah. Seperti dalam tradisi LI, dilakukan berbagai shalat sunnah, istighotsah, dan tentunya pembacaan shalawat bil-ISHARI NU. Pada sambutannya, Kyai Mahrus menyampaikan pentingnya melakukan penataan organisasi NU dengan menyusun dan melaksanakan berbagai program kegiatan yang menjadi kebutuhan warga nahdliyyin. PRNU Sidokepung menjadi salah satu ranting yang luar biasa dalam hal ini, terbukti dengan banyaknya agenda kegiatan yang telah dijalankan dengan pelaksanaan yang massif dan melibatkan berbagai organ NU di level ranting.

PRNU Sidokepung merupakan ranting yang memiliki kader-kader militan dan banyaknya berbagai kegiatan. Tentu ini sangat menggembirakan dan patut menjadi teladan bagi kita semua, terutama untuk regenerasi aktifis NU di masa mendatang”, ujar kyai yang berperformen flamboyan itu.

lailatul ijtima',ISHARI NU,sidokepung,musyker,nahdliyyin,banser,jamaah,jam'iyah

Memang masjid An-Nur PMA malam itu terlihat penuh sesak oleh jamaah demi mengikuti acara halal bi halal dan LI. Para sahabat Banser juga terlihat mengamankan keadaan dengan penjagaan dan pelayanan yang luar biasa. Lebih 250 jamaah mulai anak-anak sampai orang dewasa setia mengikuti acara sampai usai. Pada kesempatan ini, KH. Husnul Waro menyampaikan pesan tentang pentingnya pelatihan dan penjagaan dari kecenderungan buruk diri sendiri, terutama sebagai warga nahdliyyin yang menjadi pengikut para ulama dan auliya.

Beliau menyampaikan ada empat amal perbuatan yang sangat sulit dilakukan, yaitu memaafkan ketika sedang marah, pemurah (loman) ketika sedang kesulitan, menjaga diri dari hal yang diharamkan ketika sendirian, dan yang keempat adalah berkata benar ketika berhadapan dengan orang yang ditakuti. Meskipun sulit, tapi empat hal ini perlu dilatihkan pada diri sendiri sebagai upaya memantaskan diri sebagai pengikut ulama dan auliya dalam naungan NU. Beliau juga menyitir kisah al-Imam Abu Bakar ar-Razi, ulama generasi tabi’in dalam mempraktekkan menjaga diri dari perbuatan haram saat sendirian. Beberapa kali mustami’in tertawa menyimak taushiyah beliau.

“Mari berusaha melatihkan empat hal ini pada diri sendiri, agar paling tidak kita menjadi lebih baik sebagai orang NU”, dawuh kyai ini pada para jamaah.

lailatul ijtima',ISHARI NU,sidokepung,musyker,nahdliyyin,banser,jamaah,jam'iyah

Halal bi halal dan LI malam itu berakhir setelah dibacakan doa oleh beliau, dilanjutkan dengan penutupan oleh protokol dan ramah tamah. Namun, setelah sesi foto bersama, dua pimpinan tertinggi MWCNU Buduran itu tidak langsung undur diri. Keduanya terlihat masih duduk di serambi masjid dengan di-derekne oleh jajaran PRNU Sidokepung dan ketakmiran masjid An-Nur PMA. Beberapa topik terdengar menjadi obrolan majlis tambahan tersebut dengan sesekali diselingi gurauan. Selamat untuk PRNU dan nahdliyyin Sidokepung. ©