GRAHA NUSANTARA. Shalat jamaah, nderes al-Quran, ngaji kitab, dan khidmah ulama’ wa al-auliya’ merupakan karakter khas warga nahdliyyin di berbagai daerah, baik yang berada dalam struktur kepengurusan maupun yang menjadi penggerak secara kultural. Salah satu organ NU yang khusus membidangi al-Quran adalah Jamiyyatul Qurro’ wal-Huffazh (JQH). Bertempat di Graha Nusantara MWCNU Buduran pada Kamis (23/05/24) dilaksanakan Konferensi JQHNU Buduran. Salah satu agenda konferensi tersebut adalah melakukan pemilihan pimpinan baru JQHNU Buduran periode 2024-2028.
Tidak hanya pengurus JQHNU yang hadir pada konferensi yang digelar dengan amat sederhana itu, melainkan beberapa pengurus NU di tingkat kecamatan juga rawuh. Utamanya adalah pengurus MWCNU Buduran yang pada kesempatan itu tampak KH. Husnul Waro selaku Rois Syuriyah dan Kyai Mahrus selaku Ketua Tanfidziyah duduk di majelis kehormatan konferensi. Selain keduanya, terlihat KH. Mabrus Syaibani sebagai pengurus JQHNU sekaligus pengurus MWCNU Buduran dan juga KH. Jalisil Ulama membersamai peserta konferensi.
Pada sambutannya, Kyai Mahrus menyampaikan pesan dan harapan agar ke depan JQHNU lebih kuat komitmennya dalam menyiarkan al-Quran pada masyarakat di bawah paying NU. Selain itu, beliau juga dawuh agar JQHNU lebih dapat berkolaborasi dengan badan otonom (banom) lain dan pengurus NU terutama di tingkat ranting. Salah satu wujud kolaborasi itu misalnya ketika pelaksanaan lailatul ijtima’ (LI) di tingkat ranting. Jika LI dilaksanakan malam hari, maka pada pagi harinya JQHNU bisa memakmurkan masjid atau musholla yang menjadi tempat LI dengan mengadakan khataman al-Quran. Sehingga masjid atau musholla beserta lingkungan sekitar yang menjadi tuan rumah LI menjadi lebih makmur dan semarak di hari itu.
“Kami berharap semoga ke depan para kyai, nyai, gus, dan ning di JQHNU lebih kuat lagi komitmennya dalam syiar al-Quran dan kolaborasi dengan banom serta pengurus NU. Salah satu bentuknya adalah dengan khataman al-Quran pada pagi sebelum pelaksanaan LI di tiap ranting.” Begitulah dawuh kyai yang memiliki gaya tutur kalem itu.
Adapun salah satu agenda konferensi para qurro’ wal huffazh malam itu adalah pemilihan pimpinan baru bagi banom JQHNU Buduran. Melalui voting, terpilih Kyai Mahallin Nuzul sebagai Rois Majelis Ilmi dan Kyai Sugeng Hariadi sebagai Ketua Tanfidziyah JQHNU Buduran. Sebanyak 49 anggota JQHNU Buduran yang tercatat dalam kepengurusan, hadir 32 orang dan memberikan suaranya dalam pemilihan pimpinan mereka. Kyai Sugeng Hariadi sendiri malam itu dari awal rawuh dengan sangat mempesona. Mengenakan baju putih berbalut rompi, bersarung, dan bersongkok hitam, kyai muda berkacamata itu memang tampak berwibawa walaupun tidak banyak berbicara selama konferensi berlangsung.
Selamat pada semua ahli al-Quran yang ada dalam JQHNU atas gawe yang telah terlaksana dengan sukses. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala menganugerahkan kekuatan pada pengurus dan warga JQHNU Buduran yang baru untuk melaksanakan amanah organisasi dan menorehkan prestasi di masa kepengurusannya. ©
A’wan MWC NU Buduran | Tukang Sapu Langgar
Mahabbah gak kenal wayah
Selamat berkhidmat pengurus jqhnu kecamatan Buduran.
Semoga syi’ar Al Qur’an mendarah daging.. Memberikan Manfaat bagi kita dan masyarakat luas.
Aamiin
Sae sanget & LUAR BIASA, mudah-mudahan bermanfaat bagi para pembaca, amiiin