PENENTUAN ARAH KIBLAT MUSHOLLA DARUL FALAH SUKOREJO

SUKOREJO. Berada pada sebidang tanah wakaf seluas 6×12 M2 pada Sabtu (23/09/23) dilakukan penghitungan dan pengukuran arah kiblat musholla oleh tim LFNU Sidoarjo yang didampingi oleh LFNU MWCNU Buduran beserta pewakaf dan PRNU Sukorejo. Tanah di wilayah RT 5 RW 2 Desa Sukorejo yang diwakafkan oleh Ibu Suwartiningsih dan Pak Joko Agus Santoso itu sedianya akan dibangun musholla bernama Darul Falah. Atas itulah PRNU Sukorejo yang dipandegani Ustadz Agus Salim bersama penghulu dan warga setempat mengagendakan penentuan arah kiblat musholla yang pemasangan pondasinya dilaksanakan pada Kamis (28/09/23) mendatang.

Hadir tim LFNU Sidoarjo yang terdiri dari Ustadz Moch. Ma’mur, S.H.I., dan Ustadz M. Sirojul Munir, S.Kom yang didampingi oleh Ustadz Rojali Anas, S.H.I., sebagai Sekretaris MWCNU Buduran dan tim yang dipandegani Gus Ipong dari LFNU Buduran. Jam 16.00 Ustadz Ma’mur dan Ustadz Munir tiba di lokasi lengkap dengan peralatan yang kaprah digunakan oleh para ahli falak yaitu papan rubu’ al-mujayyab dan 5 kompas. Adapun secara sederhana, rumus penentuan arah kiblat dimulai dengan menentukan arah kiblat terlebih dulu dengan meluruskan garis lintang barat dan timur. Setelah itu menarik sudut 24,4o ke arah utara segaris dengan garis markaz.

Sore itu sebelum dilakukan pengukuran, Ustadz Ma’mur menyampaikan sambutan dengan menyatakan bahwa pengukuran arah kiblat ini merupakan ijtihad yang dilakukan para ulama untuk membantu kesempurnaan pelaksanaan ibadah shalat bagi umat Islam, terutama yang berada jauh dari Ka’bah sehingga tidak bisa menyaksikan ‘ainul ka’bah secara langsung. Atas itulah ilmu falak membantu umat Islam yang berada jauh dari Makkah al-Mukarromah untuk menghitung dan menentukan jihatul ka’bah. Hal ini penting mengingat menghadap kiblat adalah salah satu syarat sahnya shalat dalam situasi yang normal. Sebagai ilmu, fungsinya adalah membantu kehidupan termasuk peribadatan, namun sebagai ijtihad, tentu tidak bisa diklaim hasil penghitungan paling benar. Tapi hasil pengukuran jihatul ka’bah dengan bantuan rubu’ al-mujayyab itu secara ilmiah merupakan metode terbaik mendekati kebenaran baik secara metodologis maupun urgensitasnya. Ironisnya, ilmu falak ini tidak banyak diminati.

Hasil penentuan jihatul ka’bah kita ini mungkin tidak yang paling akurat, tapi secara keilmuan paling mendekati kebenaran karena disandarkan pada ilmu yang bersanad pada para ulama kita di Nahdlatul Ulama”, dawuh ustadz Ma’mur saat memberikan hantaran.

Secara teknis, pengukuran sore itu dilakukan dengan beberapa tahap. Kali pertama dipancangkan satu titik sebagai poros ukur di sisi barat dan ditarik garis ke timur. Lalu papan rubu’ al-mujayyab dipasang se-presisi mungkin dari aspek kedatarannya, kemudian dilakukan pengukuran arah barat. Tidak tanggung-tanggung, ustadz Ma’mur membawa 5 kompas yang berbeda dan memasangnya di atas papan rubu’ tersebut. Setelah ditemukan arah barat, baru ditarik sudut ke arah utara sebesar 24,4o yang segaris dengan markaz. Pada saat inilah 5 kompas –yang agaknya dua dari produksi militer—melakukan tugasnya untuk membantu menemukan arah se-presisi mungkin. Setelah dipastikan dan diverifikasi oleh beberapa orang, termasuk tukang yang akan membangun musholla, ditentukanlah arah kiblat.

Berikutnya, LFNU Sidoarjo akan mengeluarkan sertifikat arah kiblat pada musholla Darul Falah tersebut, sehingga itu menjadi bukti bahwa kiblat musholla tersebut benar-benar telah melalui proses ilmiah yang sangat presisi mengarah pada jihatul ka’bah. Terima kasih tim LFNU Sidoarjo dan LFNU Buduran. Selamat untuk PRNU dan nahdliyyin Sukorejo, terutama jamaah dan pewakaf. Moga semakin bermanafaat dan berkah. Aamin.(c)