MARI KITA MENJADI PONDASI: SERUAN ROIS SYURIYAH PADA KHUTBAH IFTITAH MUSYKER 1 MWCNU BUDURAN

BUDURAN. Bertempat di Graha Nusantara pada Ahad (28/5) KH. Chusnul Waro sebagai Rois Syuriyah dalam Khutbah Iftitahnya menegaskan satu prinsip yang sangat fundamental pada para Nahdliyyin yang mengikuti Musyawarah Kerja (Musyker) 1 MWCNU Buduran. Beliau mengajak tiap Nahdliyyin yang hadir saat itu untuk menjadi pondasi bagi organisasi dengan kapasitas dan keadaannya masing-masing. Selayaknya pondasi, maka ia tidak perlu tampak di permukaan, tapi mampu menjadi pengokoh dari bangunan yang ada di atasnya.

“Pada khutbah iftitah ini saya mengajak pada kita semua untuk menjadi pondasi bagi organisasi ini. Pondasi tidak perlu kelihatan tapi mampu menjadi penguat bagi tiap hal yang ada di atasnya”, begitulah paparan beliau.

Lebih lanjut, kiai yang banyak mengasuh pengajian di berbagai masjid dan majlis ta’lim itu meneruskan arahannya, bahwa orientasi menjadi pondasi dalam pengembangan organisasi itu bisa dimulai dengan menjaga konsistensi komitmen dan kontribusi dalam berbagai bentuk positif, seraya menjaga keikhlasan diri atasnya. Kiranya para pendahulu NU adalah cermin bening dalam mereplikasikan hal ini dalam konteks MWCNU Buduran.

Di akhir khurbah iftitahnya, beliau memimpin dan membacakan tawassul lil-intifa’ wal istifad dengan surat al-Fatihah kepada Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam, para sahabat rodliyallahu ‘anhum ajma’in, para aulia wal ulama muassis dan pengurus serta penggerak Nahdlatul Ulama mulai awal sampai akhir, diiringi harapan agar semua hadirin mendapat tetesan keikhlasan para pendahulu dalam menjalankan roda organisasi NU. Terlihat seluruh hadirin yang ada di Graha Nusantara itu menyimak dan mengikuti bacaan tersebut sebagai tanda dimulainya Musyker 1 MWCNU Buduran.(c)