LAILATUL IJTIMA’ PRNU BANJARKEMANTREN

lailatul ijtima,banjarkemantren,aswaja,buduran

BANJARKEMANTREN. Bertempat di masjid Amalul Muchlisin dusun Kemantren pada Jumat Pahing (10/04/24) diadakan Lailatul Ijtima’ (LI) oleh Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Banjarkemantren. Kegiatan khas jam’iyah NU ini diadakan secara rutin dalam durasi sebulan sekali. Biasanya LI di Banjarkemantren dilaksanakan pada Jumat Kliwon, namun oleh karena itu bersamaan dengan LI MWCNU Buduran, maka LI di Banjarkemantren diundur sepekan setelahnya, yaitu pada Jumat Pahing yang bertepatan pada tanggal 1 Dzul Qo’dah 1445 H.

Pelaksanaan LI di Banjarkemantren kali ini sama seperti biasanya, yaitu dimulai dengan beberapa shalat sunnah yaitu dua rakaat shalat taubat, empat rakaat shalat tasbih, dua rakaat shalat hajat, diteruskan dengan sujud syukur. Pimpinan shalat-shalat sunnah ini adalah Ketua Tanfidziyah PRNU Banjarkemantren, ustadz Machfudzil Asror. Sesi berikutnya adalah pembacaan al-Fatihah khususon kepada ahli kubur dan istighotsah yang dipimpin oleh Katib Syuriyah PRNU Banjarkemantren, ustadz Nur Syamsi. Lalu dilanjutkan dengan pembacaan shalawat mahallul qiyam bil-ISHARI NU yang dipimpin oleh ustadz Antjhe.

lailatul ijtima,banjarkemantren,aswaja,buduran

Selesai rangkaian ritual tersebut, ustadz Machfudzil Asror langsung menghandle acara dengan membuka sekaligus menyampaikan beberapa pengantar atau sambutan. Kali pertama ia menyampaikan ucapan permohonan maaf meskipun sudah melewati bulan Syawal, sekaligus terima kasih kepada para jamaah yang telah hadir mengikuti LI. Terutama terima kasih juga disampaikan pada kepengurusan takmir masjid Amalul Muchlisin yang telah bersedia menjadi tuan rumah sekaligus menyediakan fasilitas pelaksanaan LI tersebut.

Meskipun sudah melewati Syawal, mewakili para pengurus ranting NU Banjarkemantren, saya haturkan permohonan maaf lahir-batin. Juga terima kasih pada pengurus masjid Amalul Muchlisin yang telah memfasilitasi LI malam ini”, ujarnya.

Selesai menyampaikan sambutan, ia mempersilahkan Kyai Mahrus, M.Pd.I untuk menyampaikan sambutan sekaligus meneruskan pengajian kitab Arba’ina Haditsan Tata’allaqu bi Mabadi-i Jam’iyyah Nahdlatil Ulama karya Hadlratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari. Pada sambutannya, Ketua Tanfidziyah MWCNU Buduran yang malam hari itu berpakaian hijau dibalut jaz berlogo NU menyampaikan pentingnya menyandarkan diri pada jam’iyah NU, selain juga menyampaikan ucapan halal bi halal.

lailatul ijtima,banjarkemantren,aswaja,buduran

Pengajian kitab itu sendiri dilanjutkan pada hadits ke-35 sampai pada hadits ke-40. Terkait paparan tentang beberapa hadits nabawiyah tersebut, beliau menyampaikan pentingnya untuk meleburkan diri pada barisan ahlussunnah wal jamaah (Aswaja) yang ciri utamanya adalah mengutamakan jamaah dan kecenderungan mayoritas. Dua ciri tersebut, yaitu jamaah dan mayoritas merupakan penanda dari golongan yang selamat dan bukan termasuk kelompok ahli bid’ah. Di kala muncul berbagai kelompok yang menuduh NU sebagai ahli bid’ah, justru tradisi pemikiran dan amaliyah NU mengkonter tuduhan tersebut karena NU merupakan organisasi berhalauan Aswaja yang mengutamakan penguatan jamaah sekaligus kelompok mayoritas. Apalagi secara historis NU telah terbukti mempersembahkan peran luar biasa dalam menjaga keutuhan bangsa dan negara dari berbagai ancaman, baik itu komunisme dan gerakan khilafah islamiyah.

Tidak dapat dipungkiri bahwa NU telah terbukti ikut menjaga negara Indonesia dari ancaman komunisme dan gerakan khilafah, di samping terus membumikan Islam Aswaja. Maka dari itu, mengikuti NU sudah tepat dan mari kita perkuat lagi.” Ujarnya.

LI ini berakhir dengan ditutup doa oleh Kyai Mahrus, M.Pd.I, walau setelah itu para jamaah tidak langsung pulang, tapi bergeser duduk di serambi masjid sambil berbagi informasi terkait dengan jamaah dan jam’iyah NU. Tampak para jamaah bersalaman pada Kyai Abdul Ghoni sebagai sesepuh dusun Mantren sekaligus sesepuh ketakmiran masjid Amalul Muchlisin. ©