KAJIAN KITAB JALA-UL AL-AFHAM SYARAH AQIDATUL AWAM: FASHAL SIFAT JAIZ ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA

 ﷽.

KAJIAN KITAB AQIDATUL AWAM [TAUHID]

 SIFAT JAIZ [BOLEH] BAGI ALLAH

 

:قَالَ النَّاظِمُ رحِمَهُ اللهُ تَعَالىٰ

Sayid Ahmad Al-Marzuqi Al-Maliki Al-Makki rahimahullahu, berkata:

وَجَـــائـِزٌ بِـفَـــــضْـلِهٖ وَ عَـــــدْلِهٖ ١٠ تَـرْكٌ لـِكُلِّ مُمْــــكِـنٍ كَفِــــــعْلِهِ

Dengan karunia dan keadilanNya, Alloh memiliki sifat boleh [wenang] yaitu boleh mengerjakan sesuatu atau meninggalkannya

*Penjelasan:

Sifat Jaiz [boleh] bagi Allah :

فِعْلُ كُلِّ مُمْكِنٍ أَوْ تَرْكُهٗ

Artinya: “berbuat segala sesuatu yang mungkin terjadi atau meninggalkannya”

Wajib bagi setiap orang mukallaf meyakini bahwa Allah punya wewenang menciptakan dan memilih makhluknya sesuai yang Dia kehendaki, tidak ada kewajiban apapun bag-Nya. Karena ]Allah berhak mengendalikan segala sesuatu secara mutlak, dan tidak ada seorangpun yang bisa memilih [apapun ketentuan Allah ]. Dan juga karena berada pada genggaman tangan-Nyalah segala urusan baik dan buruknya. Pada hakikatnya hanya Allah yang berhak memberi dan tidak memberi, memuliakan dan menghinakan, memberi manfaat dan mudarat, mengampuni dan menyiksa, dan hmemberi pahala dan menyiksa, begitulah seterusnya.

قَالَ تَعَالىٰ: وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاۤءُ وَيَخْتَارُۗ مَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُۗ [سورة القصص الاية : ٦٨]

Artinya: Tuhanmu menciptakan dan memilih apa yang Dia kehendaki. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. [QS. Al-Qashas : 68]

قَالَ تَعَالىٰ: قُلِ اللّٰهُمَّ مٰلِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِى الْمُلْكَ مَنْ تَشَاۤءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاۤءُۖ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاۤءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاۤءُۗ بِيَدِكَ الْخَيْرُۗ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ [سورة أل عمران الاية : ۲٦]

Artinya: Katakanlah [Nabi Muhammad], “Wahai Allah, Pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa yang Engkau kehendaki. Di tangan-Mulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu. [QS. Ali ‘Imran : 26]

قَالَ تَعَالىٰ: لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ وَاِنْ تُبْدُوْا مَا فِيْٓ اَنْفُسِكُمْ اَوْ تُخْفُوْهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللّٰهُۗ فَيَغْفِرُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ سورة البقرة الاية : ۲٨٤]

Artinya: Milik Allahlah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Jika kamu menyatakan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah memperhitungkannya bagimu. Dia mengampuni siapa saja yang Dia kehendaki dan mengazab siapa pun yang Dia kehendaki. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. [QS. Al-Baqarah : 284]

 

 

 

 

 ﷽.

KAJIAN KITAB AQIDATUL AWAM [TAUHID]

 

FASHAL TSANI

[Pasal 2] [Membahas tentang para Nabi dan Rasul alaihimu shalatu was salam, yang wajib dan yang boleh [jaiz] bagi mereka, Kemakshuman dan Sifat yang Mustahil bagi Mereka, Jumlah para Rasul yang Disebutkan dalam Al-Qur’an]

 

:قَالَ النَّاظِمُ رحِمَهُ اللهُ تَعَالىٰ

Sayid Ahmad Al-Marzuqi Al-Maliki Al-Makki rahimahullahu, berkata:

أَرْسَــــــلَ أَنْبِيَا ذَوِي فَـــطَـانَـهْ ١١ بِالصِّـدْقِ وَالتَبْـــــلِـيْغِ وَاْلأَمَــانَهْ

Allah telah mengutus para nabi yang memiliki 4 sifat yang wajib yaitu cerdas, jujur, menyampaikan [risalah] dan dipercaya

Mufradat:

أَنْبِيَا       : dengan membuang hamzah panjang karena darurat syi’ir. Jamak dari lafaz [ نَبِيٌّ ], sedangkan pengertian Nabi sebagaimana definisi diatas.

فَـــطَـانَـهْ     : kecerdasan yang sempurna, ketajaman akal pikiran dalam menundukkan lawan-lawan debat , dan mementahkan argumen-argumen batal mereka.

الصِّـدْقِ    :  kesesuaian berita yang dibawa oleh para Nabi dengan kenyataan.

التَبْـــــلِـيْغِ  : para Nabi dan Rasul memberikan pembelajaran syariat Allah ﷻ kepada umat manusia agar mereka mendapat petunjuk, bahagia dunia dan akhirat.

اْلأَمَــانَهْ        : para Nabi dan Rasul dijaga oleh Allah ﷻ lahir dan batinnya dari melakukan perbuatan yang dilarang, meskipun hanya perbuatan makruh.

*Penjelasan:

Wajib bagi setiap mukalaf meyakini bahwa Allah ﷻ memiliki Nabi dan Rasul alaihimus shalatu was salam, Firman Allah ﷻ:

اٰمَنَ الرَّسُوْلُ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْهِ مِنْ رَّبِّهٖ وَالْمُؤْمِنُوْنَۗ كُلٌّ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَمَلٰۤىِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖۗ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مِّنْ رُّسُلِهٖۗ وَقَالُوْا سَمِعْنَا وَاَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَاِلَيْكَ الْمَصِيْرُ [سورة البقرة الاية : ۲٨٥]

Artinya: Rasul [Muhammad] beriman pada apa [Al-Qur’an] yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang mukmin. Masing-masing beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. [Mereka berkata,] “Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.” Mereka juga berkata, “Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami, wahai Tuhan kami. Hanya kepada-Mu tempat [kami] kembali.” [QS. Al-Baqarah : 285]

 

Setiap mukalaf juga diwajibkan mengetahui sifat yang wajib, mustahil, dan jaiz [boleh] bagi para Nabi dan Rasul alaihimus shalatu was salam, sifat yang wajib bagi mereka ada empat:

  • Fathanah: Cerdas, dalil bahwa para Nabi dan Rasul alaihimus shalatu was salam memiliki sifat cerdas adalah; jika mereka tidak memiliki sifat cerdas maka tidak akan mampu mendatangkan argumentasi yang mengalahkan lawan, mustahil mereka tidak memiliki kecerdasan, karena beberapa ayat Al-Qur’an telah menunjukkan para Nabi dan Rasul alaihimus shalatu was salam telah memberikan argumen yang kuat [hujjah] mengalahkan lawan-lawannya. Diantaranya adalah Firman Allah ﷻ:

وَتِلْكَ حُجَّتُنَآ اٰتَيْنٰهَآ اِبْرٰهِيْمَ عَلٰى قَوْمِهٖۗ نَرْفَعُ دَرَجٰتٍ مَّنْ نَّشَاۤءُۗ اِنَّ رَبَّكَ حَكِيْمٌ عَلِيْمٌ [سورة الانعام الاية : ٨٣]

Artinya: Itulah keterangan yang Kami anugerahkan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan orang yang Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Maha bijaksana lagi Maha Mengetahui. [QS. Al-An’am : 83]

بِمَا تَعِدُنَآ اِنْ كُنْتَ مِنَ الصّٰدِقِيْنَ [سورة هود الاية : ٣۲]

Artinya: “Maka, datangkanlah kepada kami azab yang engkau ancamkan jika kamu termasuk orang-orang yang benar.” [QS. Hud : 32]

وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ [سرة النحل الاية : ١۲٥]

Artinya: serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. [QS. Al-Nahl : 125]

  • Al-Shidq: Jujur, sebagai dalil bahwa para Nabi dan Rasul bersifat jujur, adalah Firman Allah ﷻ:

وَصَدَقَ اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗۖ [سورة الاحزاب الاية : ۲۲]

Artinya: Benarlah Allah dan Rasul-Nya. [QS. Al-Ahzab : 22]

وَصَدَقَ الْمُرْسَلُوْنَ [سورة يس الاية : ٥۲]

Artinya: dan benarlah para rasul[-Nya].” [QS. Yaa Siiin : 52]

وَاذْكُرْ فِى الْكِتٰبِ اِسْمٰعِيْلَۖ اِنَّهٗ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلًا نَّبِيًّا [سورة مريم الاية : ٥٤]

Artinya: Ceritakanlah [Nabi Muhammad kisah] Ismail di dalam Kitab [Al-Qur’an]. Sesungguhnya dia adalah orang yang benar janjinya, rasul, dan nabi. [QS. Maryam : 54]

Jika para Nabi dan Rasul boleh berdusta, maka berakibat pada adanya kebohongan dalam firman Allah ﷻ, yang demikian ini mustahil terjadi.

  • Tabligh: Menyampaikan Wahyu, sebagai dalil bahwa para Nabi dan Rasul bersifat jujur, adalah Firman Allah ﷻ:

 يٰٓاَيُّهَا الرَّسُوْلُ بَلِّغْ مَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ مِنْ رَّبِّكَۗ وَاِنْ لَّمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسٰلَتَهٗ [سورة المائدة الاية : ٦٧]

Artinya: Wahai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika engkau tidak melakukan [apa yang diperintahkan itu], berarti engkau tidak menyampaikan risalah-Nya. [QS. Al-Maidah : 67]

رُسُلًا مُّبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ لِئَلَّا يَكُوْنَ لِلنَّاسِ عَلَى اللّٰهِ حُجَّةٌ ۢ بَعْدَ الرُّسُلِۗ  [سورة النساء الاية : ١٦٥]

Artinya: Kami mengutus] rasul-rasul sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar tidak ada alasan bagi manusia untuk membantah Allah setelah rasul-rasul itu [diutus]. [QS. Al-Nisa’ : 165]

Pemberian berita gembira dan pemberian peringatan tidak akan sempurna melainkan dengan disampaikan [tabligh], jika para Rasul alaihimus shalatu was salam tidak menyampaikan kepada umat manusia berarti mereka menyimpannya, jika hal ini terjadi adalah hal yang mustahil, karena perbuatan menyimpan wahyu tidak menyampaikannya kepada umat bagi para Rasul alaihimus shalatu was salam adalah perbuatan tercela yang amat besar. Kalau sekiranya ada seseorang yang sembrono menjalankan syariat, maka baginya dapat menggugat Allah ﷻ dengan alasan tidak sampai kepadanya dakwah syariat Allah ﷻ. Namun telah Allah ﷻ membantah hal di dalam ayatnya diatas.

  • Al-Amanah: Dapat dipercaya, sebagai dalil bahwa para Nabi dan Rasul bersifat jujur, adalah Firman Allah ﷻ:

اِنِّيْ لَكُمْ رَسُوْلٌ اَمِيْنٌۙ [سورة الدخان الاية : ١٨]

Artinya: Sesungguhnya aku adalah utusan [Allah] yang dapat kamu percaya. [QS. Al-Dukhan : 18]

اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْخَاۤىِٕنِيْنَ [سورة الانفال الاية : ٥٨]

Artinya: Sesungguhnya Allah tidak menyukai para pengkhianat. [QS. Al-Anfal : 58]

Jika para Nabi dan Rasul alaihimus shalatu was salam berkhianat dengan melakukan perbuatan haram atau makruh, maka perbuatan itu tidak akan berubah menjadi perbuatan ta’at, karena Allah ﷻ menjadikan mereka bagi kita sebagai panutan dalam perkataan, perbuatan, maupun tingkah laku.

 

SIFAT JAIZ [BOLEH] BAGI PARA NABI DAN RASUL ALAIHIMUS SHALATU WAS SALAM

:قَالَ النَّاظِمُ رحِمَهُ اللهُ تَعَالىٰ

Sayid Ahmad Al-Marzuqi Al-Maliki Al-Makki rahimahullahu, berkata:

وَجَـائِزٌ فِي حَـــــقِّهِمْ مِنْ عَرَضِ ١٢ بِغَيْـرِ نَقْـصٍ كَخَـفِيْفِ الْمَرَضِ

Dan boleh didalam hak Rosul dari sifat manusia tanpa mengurangi derajatnya, misalnya sakit yang ringan

MUFRADAT:

عَرَضِ     : dibaca fathah huruf “ رَ “ nya, adalah sesuatu yang menimpa pada manusia, misalnya; sakit dan lainnya.

PENJELASAN:

Jaiz [boleh] terjadi pada diri para Nabi dan Rasul alaihimus shalatu was salam memiliki sifat-sifat manusiawi yang tidak mengurangi derajat mereka yang tinggi, maka wajib bagi setiap mukalaf meyakini bahwa para Nabi dan Rasul mengalami apa yang dialami oleh manusia lainnya, misalnya; makan, minum, jual-beli, masuk pasar, menikah, mati dan hidup, merasakan lezat dan tidak, serta sehat dan sakit. Hanya saja penyakit yang diderita oleh para Nabi dan Rasul alaihimus shalatu was salam tidak sampai menyebabkan orang lain menjauhinya. Para Nabi dan Rasul juga tidur matanya, tapi hatinya tidak pernah tidur, mereka juga mengeluarkan mani disebabkan oleh penuhnya wadah bukan disebabkan mimpi keluar mani, karena mimpi keluar mani adalah bagian dari permainan setan, tidak mungkin setan menguasai mereka, dan lain sebagainya.

Adapun sifat-sifat manusiawi yang dapat menurunkan derajat dan martabat para Nabi dan Rasul alaihimus shalatu was salam; seperti penyakit judzam dan belang, tuli dan buta, bisu dan jimpe, pincang dan juling, maka itu semua mustahil bagi mereka. Nabi Ya’qub ‘alaihis shalatu was salam pernah mengalami rabun penglihatannya kemudian sembuh dari penyakit itu, demikian juga yang dikatakan bahwa Nabi Ayyub ‘alaihis shalatu was salam yang mengidap penyakit kulit sampai ulatnya berjatuhan dari jasadnya adalah dapat dipastikan kebohongannya.

Diantara dalil yang menunjukkan terjadinya sifat manusiawi pada para Nabi dan Rasul ‘alaihis shalatu was salam adalah Firman Allah ﷻ:

مَالِ هٰذَا الرَّسُوْلِ يَأْكُلُ الطَّعَامَ وَيَمْشِيْ فِى الْاَسْوَاقِۗ لَوْلَآ اُنْزِلَ اِلَيْهِ مَلَكٌ فَيَكُوْنَ مَعَهٗ نَذِيْرًاۙ [سورة الفرقان الاية : ٧]

Artinya: “Mengapa Rasul [Nabi Muhammad] ini memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar? Mengapa malaikat tidak diturunkan kepadanya [agar malaikat] itu memberikan peringatan bersama dia, [QS. Al-Furqan : 7]

وَمَآ اَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِنَ الْمُرْسَلِيْنَ اِلَّآ اِنَّهُمْ لَيَأْكُلُوْنَ الطَّعَامَ وَيَمْشُوْنَ فِى الْاَسْوَاقِۗ [سورة الفرقان الاية : ۲٠]

Artinya: Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu [Nabi Muhammad], melainkan mereka pasti menyantap makanan dan berjalan di pasar. [QS. Al-Furqan : 20]

وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ وَجَعَلْنَا لَهُمْ اَزْوَاجًا وَّذُرِّيَّةًۗ [سورة الرعد الاية : ٣٨]

Artinya: Sungguh Kami benar-benar telah mengutus para rasul sebelum engkau [Nabi Muhammad] dan Kami berikan kepada mereka istri-istri dan keturunan. [QS. Al-Ra’d : 38]

وَاَيُّوْبَ اِذْ نَادٰى رَبَّهٗٓ اَنِّيْ مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَاَنْتَ اَرْحَمُ الرّٰحِمِيْنَ. فَاسْتَجَبْنَا لَهٗ فَكَشَفْنَا مَا بِهٖ مِنْ ضُرٍّ وَّاٰتَيْنٰهُ اَهْلَهٗ وَمِثْلَهُمْ مَّعَهُمْ رَحْمَةً مِّنْ عِنْدِنَا وَذِكْرٰى لِلْعٰبِدِيْنَ [سورة الانبياء الاية : ٨٣-٨٤]

Artinya: “[Ingatlah] Ayyub ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “[Ya Tuhanku,] sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang. Maka, Kami mengabulkan [doa]-nya, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya, Kami mengembalikan keluarganya kepadanya, dan [Kami melipatgandakan jumlah mereka] sebagai suatu rahmat dari Kami dan pengingat bagi semua yang menyembah [Kami].” [QS. Al-Anbiya : 83-84]

وَمَا مُحَمَّدٌ اِلَّا رَسُوْلٌۚ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُۗ اَفَا۟ىِٕنْ مَّاتَ اَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلٰٓى اَعْقَابِكُمْۗ وَمَنْ يَّنْقَلِبْ عَلٰى عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَّضُرَّ اللّٰهَ شَيْـًٔا [سورة ال عمران الاية : ١٤٤]

Artinya: [Nabi] Muhammad hanyalah seorang rasul. Sebelumnya telah berlalu beberapa rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh, kamu berbalik ke belakang [murtad]? Siapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak akan mendatangkan mudarat kepada Allah sedikit pun. [QS. Ali ‘Imron : 144]

 

 

۞۞۞۞۞۞۞۞۞

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

TERJAGANYA [MA’SHUM] PARA NABI DAN RASUL ALAIHIMUS SAHALATU WAS SALAM DARI PERBUATAN DOSA

 

 

قَالَ النَّاظِمُ رحِمَهُ اللهُ تَعَالىٰ:

Sayid Ahmad Al-Marzuqi Al-Maliki Al-Makki rahimahullahu, berkata:

عِصْــــــمَـتُهُمْ كَــــسَائِرِ الْمَلاَئِكَهْ ١٣ وَاجِــــبَـةٌ وَفَاضَــلُوا الْمَـــلاَئِكَهْ

Mereka mendapat penjagaan Alloh [dari perbuatan dosa] seperti para malaikat seluruhnya. [Penjagaan itu] wajib bahkan para Nabi lebih utama dari para malaikat

 

MUFRADAT:

عِصْــــــمَـتُهُمْ : Al-‘Ishmah [ العِصْمَةُ ]: menurut arti abahasa adalah mtlaknya penjagaan. Al-‘Ishmah [ العِصْمَةُ ]: menurut arti istilah adalah penjagaan Allah ﷻ kepada para Nabi dan Rasul alaihimus shalatau was salam dari perbuatan dosa serta dari terjerumus didalamnya.

PENJELASAN:

 

Wajib bagi setiap mukalaf meyakini bahwa para Nabi dan Rasul alaihimus shalatau was salam dijaga dari perbuatan dosa, sebagaimana para Malaikat alaihimus shalatau was salam juga terjaga. Para Nabi dan Rasul alaihimus shalatau was salam suci dari berbuat maksiat, tidak pernah meninggalkan kewajiban, tidak pernah melakukan perbuatan haram, dan mereka hanya berakhlak yang baik, karena mereka panutan yang baik, panutan tertinggi yang menjadi figur sentral umat manusia. Allah ﷻ yang mendidik mereka, dan mengajarinya sehingga mereka patut menjadi pendidik dan panutan.

Diantara dalil-dalil yang menunjukkan kemakshuman para Nabi dan Rasul alaihimus shalatau was salam. Firman Allah ﷻ:

وَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ فَاِنَّكَ بِاَعْيُنِنَا [سورة الطور الاية : ٤٨]

Artinya: Bersabarlah [Nabi Muhammad] menunggu ketetapan Tuhanmu karena sesungguhnya engkau berada dalam pengawasan Kami! [QS. AlThur : 48]

وَمَا كَانَ لِنَبِيٍّ اَنْ يَّغُلَّۗ [سورة ال عمران الاية : ١٦١]

Artinya: Tidak layak seorang nabi menyelewengkan [harta rampasan perang] [QS. Ali ‘Imran : 161]

وَاَلْقَيْتُ عَلَيْكَ مَحَبَّةً مِّنِّيْ ەۚ وَلِتُصْنَعَ عَلٰى عَيْنِيْۘ [سورة طه الاية : ٣٩]

Artinya: Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang dari-Ku dan agar engkau diasuh di bawah pengawasan-Ku. [QS. Thaha : 39]

وَاِذْ قُلْنَا لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اسْجُدُوْا لِاٰدَمَ فَسَجَدُوْٓا [سورة البقرة الاية : ٣٤]

Artinya: [Ingatlah] ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam!” [QS. Al-Baqarah : 34]

Allah ﷻ memerintahkan para malaikat bersujud kepada Nabi Adam ‘alaihis salam karena mengagungkannya, jika Nadam Adam ‘alaihis salam tidak lebih mulia daripada para malaikat, Allah ﷻ tidak akan perintahkan mereka sujud kepada Nabi Adam ‘alaihis salam.

Diantara hal yang wajib diyakini oleh setiap mukalaf adalah sebagian dari para Nabi dan Rasul alaihimus shalatau was salam ada yang lebih utama daripada lainnya, sebagaimana Firman Allah ﷻ:

تِلْكَ الرُّسُلُ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلٰى بَعْضٍۘ [سورة البقرة الاية : ۲٥٣]

Artinya: Para rasul itu Kami lebihkan sebagian mereka atas sebagian [yang lain]. [QS. Al-Baqarah : 253]

وَلَقَدْ فَضَّلْنَا بَعْضَ النَّبِيّٖنَ عَلٰى بَعْضٍ [سورة الاسراء الاية : ٥٥]

Artnya: Sungguh, Kami telah melebihkan sebagian nabi-nabi atas sebagian [yang lain] [QS. Al-Isra’ : 55]

Hal demikian ini tidak bertentangan dengan Firman Allah ﷻ:

لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مِّنْ رُّسُلِهٖۗ [سورة البقرة الاية : ۲٨٥]

Artinya: Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya. [QS. Al-Baqarah : 285]

Karena makna dari ayat tersebut tidak membedakan dalam segi diutusnya [rasalah] para Nabi dan Rasul alaihimus shalatau was salam dan dalam mengimani mereka. Orang-orang mukmin tidak sama dengan orang-orang Yahudi, orang-orang Yahudi mengimani sebagian dari para Nabi dan Rasul alaihimus shalatau was salam serta mengufuri sebagian lainnya.

Ulul ‘Azmi: [orang-orang yang sabar, tabah, dan tahan dalam menghadapi berbagai macam kesulitan dari para Rasul] adalah Nabi Muhammad ﷺ, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi ‘Isa, dan Nabi Nuh alaihimus shalatau was salam. Secara mutlak yang paling mulia adalah Nabi Muhammad ﷺ.

Juga termasuk hal yang wajib diyakini oleh setiap mukalaf adalah bahwa sebagian dari para malaikat itu ada yang lebih utama dari sebagian lainnya. Firman Allah ﷻ:

اَللّٰهُ يَصْطَفِيْ مِنَ الْمَلٰۤىِٕكَةِ رُسُلًا [سورة الحج الاية : ٧٥]

Artinya: Allah memilih para utusan dari malaikat [QS. Al-Hajj : 75]

Yang paling utama dari para malaikat adalah Jibril.

 

۞۞۞۞۞۞۞۞۞

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

SIFAT MUSTAHIL [TIDAK MUNGKIN] BAGI ALLAH  PARA NABI DAN RASUL ALAIHIMUS SHALATU WAS SALAM

:قَالَ النَّاظِمُ رحِمَهُ اللهُ تَعَالىٰ

Sayid Ahmad Al-Marzuqi Al-Maliki Al-Makki rahimahullahu, berkata:
وَالْمُسْـتَحِيْلُ ضِدُّ كُلِّ وَاجِبِ ١٤ فَاحْفَظْ لِخَمْسِـيْنَ بِحُكْمٍ وَاجِبِ
Dan sifat mustahil adalah lawan dari sifat yang wajib maka hafalkanlah 50 sifat itu sebagai ketentuan yang wajib

PENJELASAN:

Sifat yang mustahil bagi Allah ﷻ dan sifat yang mustahil bagi para Rasul alaihimus shalatau was salam adalah lawan kata dari sifat yang wajib bagi Allah ﷻ dan sifat yang wajib bagi para Rasul alaihimus shalatau was salam; jumlah sifat mustahil sama dengan jumlah sifat wajib; wajib hukumnya bagi setiap mukalaf mengetahuinya. Sifat wajib bagi Allah ﷻ, ada dua puluh, secara terperinci sebagai berikut:

الرقــــم

صِفَاتُ الْوَاجِبَاتِ ِللهِ تَعَالىٰ أَضْدَادٌ صِفَاتُ الْمُسْتَحِيْلَاتِ ِللهِ تَعَالىٰ

Lawan Kata

١

الوُجُوْد

><

العَدَمُ

Ada Mustahil Allah Tidak Ada

۲

القِدَم

><

الحُدُوْثُ

Dahulu Mustahil Allah Baru

٣

البَقَآء

><

الفَنَآءُ

Kekal Mustahil Allah Rusak

٤

المُخَالَفَةُ لِلْحَوَادِثِ

><

المُمَاثَلَةُ لِلْحَوَادِثِ

Berbeda dengan makhluk Mustahil Allah Menyamai Makhluk

٥

القِيَامُ بالنَّفْسِ

><

عَدَمُ القِيَامِ بالنَّفْسِ

Berdiri sendiri Mustahil Allah Tidak Berdiri Sendiri

٦

الوَحْدَانِيَة

><

التَّعَدُّدُ

Tunggal/Esa Mustahil Allah Berbilangan

٧

الْقُدْرَة

><

العَجْزُ

Kuasa Mustahil Allah Lemah

٨

الْاِرَادَة

><

الكَرَاهَةُ

Berkehendak Mustahil Allah Terpaksa

٩

العِلْمُ

><

الجَهْلُ

Mengetahui Mustahil Allah Bodoh

١٠

الحَيَاة

><

المَوْتُ

Hidup Mustahil Allah Mati

١١

السَّمْعُ

><

الصَّمَمُ

Mendengar Mustahil Allah Tuli

١۲

الْبَصَرُ

><

العَمٰى

Melihat Mustahil Allah Buta

١٣

الْكَلَامُ

><

البَكَمُ

Berfirman Mustahil Allah Bisu

١٤

كَوْنُهٗ قَادِرًا

><

كَوْنُهٗ عَاجِزًا

Yang Maha Kuasa Mustahil Allah Yang Lemah

١٥

كَوْنُهٗ مُرِيْدًا

><

كَوْنُهٗ كَارِهًا

Yang Maha Berkehendak Mustahil Allah Yang Terpaksa

١٦

كَوْنُهٗ عَالِمًا

><

كَوْنُهٗ جَاهِلاً

Yang Maha Mengetahui Mustahil Allah Yang Bodoh

١٧

كَوْنُهٗ حَيًّا

><

كَوْنُهٗ مَيِّتًا

Yang Maha Hidup Mustahil Allah Yang Mati

١٨

كَوْنُهٗ سَمِيْعًا

><

كَوْنُهٗ أَصَمَّ

Yang Maha Mendengar Mustahil Allah Yang Tuli

١٩

كَوْنُهٗ بَصِيْرًا

><

كَوْنُهٗ أَعْمٰى

Yang Maha Melihat Mustahil Allah Yang Buta

۲٠

كَوْنُهٗ مُتَكَلِّمًا

><

كَوْنُهٗ أَبْكَمَ

Yang Maha Berfirman Mustahil Allah Yang Bisu

 

Sifat yang mustahil bagi para Nabi dan Rasul alaihimus shalatau was salam ada empat, yaitu:

الرقــــم

صِفَاتُ الْوَاجِبَاتِ ِللرُّسُلِ عَلَيْهِمُ الصَّلاَةُ وَالسّلاَمُ أَضْدَادٌ صِفَاتُ الْمُسْتَحِيْلَاتِ ِللرُّسُلِ عَلَيْهِمُ الصَّلاَةُ وَالسّلاَمُ

Lawan Kata

١

الفَطَانَة

><

البَلاَدَةُ

Cerdas

Bodoh

۲

الصِّدْقُ

><

الْكَذِبُ

Jujur

Dusta

٣

التَّبْلِيْغُ

><

الْكِتْمَانُ

Menyampaikan

Menyembunyikan

٤

الْأَمَانَةُ

><

الْخِيَانَةُ

Dapat dipercaya

Tidak dapat dipercaya

Aqidah-aqidah yang telah disebutkan di atas wajib bagi kita menghafalnya; yaitu ada lima puluh sifat, secara terperinci adalah sebagai berikut:

RINCIAN AQAID LIMA PULUH ADALAH SEBAGAI BERIKUT:

[A]

Sifat Wajib Bagi Allah ﷻ

20

[B]

Sifat Mustahil Bagi Allah ﷻ

20

[C]

Sifat Wajib Bagi Para Rasul alaihimus shalatau was salam

4

[D]

Sifat Mustahil Bagi Para Rasul alaihimus shalatau was salam

4

[E]

Sifat Jaiz Bagi Allah ﷻ

1

[F]

Sifat Jaiz Bagi Para Rasul alaihimus shalatau was salam

1

50

Jumlah

 

 

۞۞۞۞۞۞۞۞۞

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

JUMLAH RASUL YANG DISEBUTKAN DALAM AL-QUR’AN

قَالَ النَّاظِمُ رحِمَهُ اللهُ تَعَالىٰ:

Sayid Ahmad Al-Marzuqi Al-Maliki Al-Makki rahimahullahu, berkata:

تَفْصِيْلُ خَمْــسَةٍ وَعِشْـرِيْنَ لَزِمْ ١٥ كُـلَّ مُـكَلَّـفٍ فَحَقِّقْ وَاغْــــــتَنِمْ
Adapun rincian nama para Rosul ada 25 itu wajib diketahui bagi setiap mukalaf, maka yakinilah dan ambillah keuntungannya
هُمْ آدَمٌ اِدْرِيْسُ نُوْحٌ هُــوْدُ مَعْ ١٦ صَــــــــالِـحْ وَإِبْرَاهِـيْـمُ كُلٌّ مُـتَّبَعْ

Mereka adalah Nabi Adam, Idris, Nuh, Hud serta Sholeh, Ibrahim [ yang masing-masing diikuti berikutnya]
لُوْطٌ وَاِسْـمَاعِيْلُ اِسْحَاقُ كَذَا ١٧ يَعْقُوبُ يُوسُـفُ وَأَيُّوْبُ احْتَذَى
Luth, Ismail dan Ishaq demikian pula Ya’qub, Yusuf dan Ayyub dan selanjutnya
شُعَيْبُ هَارُوْنُ وَمُوْسَى وَالْيَسَعْ ١٨ ذُو الْكِـفْلِ دَاوُدُ سُلَيْمَانُ اتَّـبَعْ
Syuaib, Harun, Musa dan Alyasa’, Dzulkifli, Dawud, Sulaiman yang diikuti
إلْــــيَاسُ يُوْنُسْ زَكَــــرِيـَّا يَحْـــيَى ١٩ عِيْسَـى وَطَـهَ خَـــــاتِمٌ دَعْ غَـيَّا
Ilyas, Yunus, Zakaria, Yahya, Isa dan Thaha [Muhammad] sebagai penutup, maka tinggalkanlah jalan yang menyimpang dari kebenaran
عَلَــــيْهِمُ الصَّـــــلاَةُ وَالسَّـــــلاَمُ ٢٠ وَآلِـــــــــــهِمْ مـَا دَامَـتِ اْلأَيـَّـامُ

Semoga sholawat dan salam terkumpulkan pada mereka dan keluarga mereka sepanjang masa

 

MUFRADAT:

حَقِّقْ         : yakinilah

اِغْــــــتَنِمْ    : berusahalah dan carilah bilangan para Rasul alaihimus shalatu was salam

كُلٌّ مُـتَّبَعْ    : semua para Rasul wajib diikuti oleh umatnya

اِحْتَذَى      : Nabi Ayub mengikuti para Rasul yang disebut sebelumnya

دَعْ غَـيَّا      : Tinggalkan perbuatan yang cenderung menyimpang kebenaran

 

PENJELASAN:

Wajib bagi setiap mukalaf mengetahui nama para Rasul alaihimus shalatu was salam yang disebutkan dalam Al-Qur’an secara terperinci sebanyak dua puluh lima, yaitu:

  • Adam ‘alaihissalam: Bapak umat manusia
  • Idris ‘alaihissalam: kakek dari Bapak Nabi Nuh ‘alaihis salam[sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari]
  • Nuh ‘alaihissalam: Nabi yang diselamatkan oleh Allah bersama pengikutnya dari tenggelam pada saat banjir bandang kecuali putranya yang tenggelam bersama orang-orang yang tenggelam. Nabi Nuh melanjutkan dkwahnya selamanya selama sembilan ratus lima puluh tahun. Sebagaimana Firman Allah ﷻ:

فَلَبِثَ فِيْهِمْ اَلْفَ سَنَةٍ اِلَّا خَمْسِيْنَ عَامًا [سورة العنكبوت الاية : ١٤]

Artinya: lalu dia tinggal bersama mereka selama seribu tahun kurang lima puluh tahun. [QS. Al-‘Ankabut : 14]

  • Hud ‘alaihissalam: Beliau adalah salah seorang Nabi dari keturunan Sam bin Nuh ‘alaihis salamyang diutus Allah ﷻ kepada kaum ‘Ad, kaum yang ahli dibidang arsitektur, mereka tinggal di pegunungan Ahqaf terletak di sebelah utara Hadramaut Yaman. Ketika mereka mendustakan Nabi Nuh ‘alaihissalam, mereke dimusnahkan oleh Allah ﷻ dengan angin yang sangat dingin dan kencang. Firman Allah ﷻ:

وَاَمَّا عَادٌ فَاُهْلِكُوْا بِرِيْحٍ صَرْصَرٍ عَاتِيَةٍ. سَخَّرَهَا عَلَيْهِمْ سَبْعَ لَيَالٍ وَّثَمٰنِيَةَ اَيَّامٍۙ حُسُوْمًا فَتَرَى الْقَوْمَ فِيْهَا صَرْعٰىۙ كَاَنَّهُمْ اَعْجَازُ نَخْلٍ خَاوِيَةٍ [سورة الحآقة : ٦-٧]

Artinya: sedangkan [kaum] ‘Ad telah dibinasakan dengan angin topan yang sangat dingin. Dia menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam delapan hari terus-menerus. Maka, kamu melihat kaum [‘Ad] pada waktu itu mati bergelimpangan seperti batang-batang pohon kurma yang telah [lapuk] bagian dalamnya. [QS. Al-Haqqah : 6-7]

  • Nabi Sholeh ‘alaihissalam: Beliau adalah salah seorang Nabi dari keturunan Sam bin Nuh ‘alaihis salamyang diutus oleh Allah ﷻ kepada kaum Tsamud, mereke melubangi gunung-gunung dijadikan rumah, tempat tinggal mereka di Hijir yang terkenal dengan kota-kota Nabi Sholeh ‘alaihis salamyang terletak antara Hijaz dan Syam arah tenggara dari wilayah “Madyan” bersebelahan dengan teluk ‘Aqabah. Ketika mereka mendustakan Nabi Sholeh ‘alaihis salamdimusnahkan oleh Allah ﷻ dengan teriakan Malaikat Jibril ‘alaihissalam. Firman Allah ﷻ:

 

فَاَمَّا ثَمُوْدُ فَاُهْلِكُوْا بِالطَّاغِيَةِ [سورة الحآقة : ٥]

Artinya: Adapun [kaum] Samud, mereka telah dibinasakan dengan suara yang sangat keras, [QS. Al-Haqqah : 5]

  • Nabi Ibrahim ‘alaihissalam: sebagai kekasih Allah ﷻ dan Bapak para Nabi, nasabnya bersambung kepada Sam bin Nuh, Beliau diselamatkan oleh Allah ﷻ dari api Raja Namrud. Firman Allah ﷻ:

قُلْنَا يٰنَارُ كُوْنِيْ بَرْدًا وَّسَلٰمًا عَلٰٓى اِبْرٰهِيْمَ. وَاَرَادُوْا بِهٖ كَيْدًا فَجَعَلْنٰهُمُ الْاَخْسَرِيْنَ [سورة الانبياء الاية : ٦٩-٧٠]

Artinya: Kami [Allah] berfirman, “Wahai api, jadilah dingin dan keselamatan bagi Ibrahim!”. Mereka hendak berbuat jahat terhadap Ibrahim, tetapi Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling rugi. [QS. Al-Anbiya’ : 69-70]

  • Nabi Luth ‘alihis salam: putra dari saudara Nabi Ibrahim Al-Khalil, diutus oleh Allah ﷻ ke negeri “Sadum” kaum Nabi Luth ‘alaihis salamtidak punya rasa malu, dikarenakan lebih menyukai kepada laki-laki sesama jenis daripada perempuan, akibatnya mereka dihancurkan oleh Allah ﷻ, Allah ﷻ menjadikan permukaan kampung mereka dibalik menjadi bagian bawah. Kemudian menghujaninya dengan batu dari neraka sijil. Allah ﷻ menyelamatkan Nabi Luth ‘alaihis salambeserta pengikutnya, kecuali istrinya binasa bersama kaumnya. Firman Allah ﷻ:

فَلَمَّا جَاۤءَ اَمْرُنَا جَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَاَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةً مِّنْ سِجِّيْلٍ مَّنْضُوْدٍ. مُسَوَّمَةً عِنْدَ رَبِّكَۗ وَمَا هِيَ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ بِبَعِيْدٍ [سورة هود الاية : ٨۲-٨٣]

Artinya: Maka, ketika keputusan Kami datang, Kami menjungkirbalikkannya [negeri kaum Lut] dan Kami menghujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar secara bertubi-tubi. [Batu-batu itu] diberi tanda dari sisi Tuhanmu. Siksaan itu tiadalah jauh dari orang yang zalim. [QS. Hud : 82-83]

  • Nabi Isma’il bin Nabi Ibrahim ‘alaihimas salam: dari Ibu Sayidah Hajar, Allah ﷻ mengutus Nabi Ismail ‘alaihis salamkepada kabilah-kabilah yang ada di Yaman dan kaum ‘Amaliq [orang-orang berpostur tubuh tinggi], kaum ‘Amaliq tingal di jazirah arab bagian Syam, kemudian mereka tersebar ke berbagai daerah setelah Nabi Ismail ‘alihis salam mengusir mereka dari daerah tersebut.
  • Nabi Ishaq bin Nabi Ibrahim ‘alaihimas salam: dari Ibu Sayidah Sarah.
  • Nabi Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim: Allah ﷻ mengutus Nabi Ya’qub kepada penduduk Kan’an.
  • Nabi Yusuf bin Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim ‘alaihmus salam [HR. Bukhari dari Ibnu ‘Umar]
  • Nabi Ayub ‘alaihissalam: para sejarahwan menyebutkan, Nabi Ayub ‘alaihis salamadalah seorang putra ‘Aish bin Ishaq bin Ibrahim yang dijadikan teladan dalam sifat sabarnya.
  • Nabi Syu’aib ‘alihis salam: dikatakan, Nabi Syu’aib ‘alihis salam putra Madyan bin Ibrahim, dan dikatakan juga bahwa Nabi Syu’aib ‘alihis salam bukan dari keturunan Nabi Ibrahim, tetapi putra dari sebagian orang yang beriman kepada Nabi Ibrahim dan hijrah bersama Nabi Ibrahim ke Syam, Beliau juga putra dari anak perempuan Nabi Luth ‘alaihissalam. Nabi Syu’aib ‘alihis salam diutus oleh Allah ﷻ kepada penduduk Madyan kebanyakan dari mereka kufur kepada Allah ﷻ, hubungan sosial kemasyarakatannya buruk, suka mengurangi takaran dan timbangan, serta mereka merusak harta bendanya. Ketika penduduk Madyan mendustakan Nabinya langsung dihancurkan oleh Allah ﷻ, desa mereka rusak seperti desa yang tidak berpenghuni dan tidak ada kehidupan. Firman Allah ﷻ:

 

فَاَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ فَاَصْبَحُوْا فِيْ دَارِهِمْ جٰثِمِيْنَۙ. الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا شُعَيْبًا كَاَنْ لَّمْ يَغْنَوْا فِيْهَاۚ اَلَّذِيْنَ كَذَّبُوْا شُعَيْبًا كَانُوْا هُمُ الْخٰسِرِيْنَ [سورة الاعراف الاية : ٩١-٩۲]

Artinya: Maka, gempa [dahsyat] menimpa mereka sehingga mereka menjadi [mayat-mayat yang] bergelimpangan di dalam [reruntuhan] tempat tinggal mereka. Orang-orang yang mendustakan Syuʻaib seakan-akan belum pernah tinggal di [negeri] itu. Mereka yang mendustakan Syuʻaib itulah orang-orang yang rugi. [QS. Al-A‘raf : 91-92]

Lalu Nabi Syu’aib ‘alihis salam diutus oleh Allah ﷻ kepada penduduk deas “Aikah” yang berdekatan dengan Madyan. Ketika penduduk desa Aikah mendustakan Nabi Syu’aib ‘alihis salam Allah ﷻ menurunkan azab kepada mereka pada hari mereka dinaungi awan. Mereka diliputi cuaca panas selama tujuh hari sehingga menyebabkan airnya kering, kemudian mereka dikirim awan yang mendorong  mereka berteduh dibawahnya karena terlalu panas, dan dihujani api yang membakar mereka dan membinasakannya. Hari itu terkenal dengan sebutan “Yaumidz dzullah”. Firman Allah ﷻ:

فَكَذَّبُوْهُ فَاَخَذَهُمْ عَذَابُ يَوْمِ الظُّلَّةِۗ اِنَّهٗ كَانَ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيْمٍ [سورة الشعراء الاية : ١٨٩]

Artinya: Lalu, mereka mendustakannya [Syu‘aib]. Maka, mereka ditimpa azab pada hari yang berawan gelap. Sesungguhnya itu adalah azab hari yang dahsyat. [QS. Al-Syu’ara’ : 189]

  • Nabi Harun bin ‘Imran bin Qahat bin Lawa bin Ya’qub ‘alihimus salam.
  • Nabi Musa Kalimullah [orang yang di ajak bicara oleh Allah ﷻ] ‘alihis salam: saudara se-Ayah dan se-Ibu Nabi Harun, Beliau diutus oleh Allah ﷻ untuk memberi petunjuk kepada Fir’aun dan kaumnya.
  • Nabi Al-Yasa’ bin Ukhtub bin Al-‘Ajuz ‘alihis salam: Beliau termasuk Nabi dari kalangan Bani Israil.
  • Nabi Zulkifli bin Ayub ‘alihimas salam: nama asli Beliau adalah Bisyr yang diutus oleh Allah ﷻ
  • Nabi Dawud ‘alihis salam: nasabnya bersambung dengan Yahudza bin Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim ‘alihimus salam, Beliau dijadikan oleh Allah raja di Bani Israil.
  • Nabi Sulaiman bin Dawud ‘alihimas salam: Beliau dijadikan oleh Allah raja di Bani Israil setelah Ayahnya Nabi Dawud.
  • Nabi Ilyas ‘alihis salam: nasabnya bersambung dengan Nabi Harun bin ‘Imran saudara Nabi Musa. Nabi Ilyas diutus oleh Allah ﷻ kepada kaumnya dari kalangan bani israil.
  • Nabi Yunus bin Matta ‘alihis salam: Beliau diutus oleh Allah ﷻ kepada kaumnya di kota Ninawa sebuah desa dari desa Maushil, Beliau Nabi yang diselamtkan oleh Allah ﷻ dari kesusahan yang menimpa, Nabi Yunus juga terkenal dengan sebutan “Dzun Nun”, yakni orang yang ditelan ikan paus.
  • Nabi Zakariya ‘alihis salam: Beliau termasuk anak cucu Nabi Sulaiman, ulama’ besar di Bani israil, orang yang biasa berkurban di Baitil Maqdis, yang membacakan kitab Taurat untuk kaumnya, dan yang wafat dalam keadaan syahid.
  • Nabi ahya bin Nabi Zakariya ‘alihimas salam: dikatakan, Beliau dilahirkan tiga tahun sebelum Nabi ‘Isa Al-Masih, dan wafat dalam keadaan syahid.
  • Nabi ‘Isa bin Maryam: Beliau hamba, utusan, dan kailamah Allah ﷻ yang diletakkan pada diri Sayidah Maryam, serta Beliau adalah Ruh dari Allah ﷻ. Nabi ‘Isa adalah Nabi terakhir dari kalangan Bani Israil yang berlaqab Al-Masih [pengemabarah], nama beliau dalam bahasa ‘Ibrani adalah Yasu’ yang berarti orang tulus, dan kuniyahnya adalah Ibnu Maryam. Dari beberapa hikmah yang besar adalah Allah ﷻ menciptakan Nabi Adam ‘alaihis salamtanpa Ayah dan Ibu, menciptakan Nabi ‘Isa ‘alaihis salamtanpa Ayah, dan menciptakan manusia lainnya dari Ayah dan Ibu.
  • Nabi Muhammad ﷺ: pemungkas para Nabi dan Rasul pemimpin orang-orang terdahulu dan orang-orang kemudian. Beliau diutus oleh Allah ﷻ untuk seluruh umat manusia dan sebagai rahmat bagi alam semesta. Firman Allah ﷻ:

وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا كَاۤفَّةً لِّلنَّاسِ بَشِيْرًا وَّنَذِيْرًا وَّلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ [سورة السباء الاية : ۲٨]

Artinya: Tidaklah Kami mengutus engkau [Nabi Muhammad ], kecuali kepada seluruh manusia sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Akan tetapi, kebanyakan manusia tidak mengetahuinya. [QS. Al-Saba‘ : 28]

وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ [سورة الانبياء الاية : ١٠٧]

Artinya: Kami tidak mengutus engkau [Nabi Muhammad], kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam. [QS. Al-Anbiya’ : 107]

 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَثَلِي وَمَثَلُ الْأَنْبِيَاءِ مِنْ قَبْلِي كَمَثَلِ رَجُلٍ بَنَى بُنْيَانًا فَأَحْسَنَهُ وَأَجْمَلَهُ إِلَّا مَوْضِعَ لَبِنَةٍ مِنْ زَاوِيَةٍ مِنْ زَوَايَاهُ فَجَعَلَ النَّاسُ يَطُوفُونَ بِهِ وَيَعْجَبُونَ لَهُ وَيَقُولُونَ هَلَّا وُضِعَتْ هَذِهِ اللَّبِنَةُ قَالَ فَأَنَا اللَّبِنَةُ وَأَنَا خَاتَمُ النَّبِيِّينَ [متفق عليه واللفظ لمسلم]

Artinya: dari Abu Hurairah, bahwasanya Nabi Muhammad bersabda: ”Pemisalanku dengan para Nabi sebelumku adalah seperti seorang laki-laki yang membuat bangunan, ia memperbagus dan memperindahnya kecuali satu bata pada salah satu sudut bangunan tersebut, maka manusia berkeliling dan merasa kagum, dan mereka berkata; ‘Sekiranya satu bata ini disempurnakan, ‘ beliau bersabda: ”Maka aku adalah satu bata tersebut, dan aku adalah penutup para Nabi”. [Muttafaq ‘alaih, Redaksi Hadits adalah dari Imam Muslim]

Mereka para Rasul ‘alaihimus salam wa ‘ala alihim telah disebutkan dalam Al-Qur’an sebanyak delapan belas Rasul dalam Surah Al-An-‘Am dan tujuh orang Rasul lainnya disebutkan di beberapa ayat. Firman Allah ﷻ:

وَتِلْكَ حُجَّتُنَآ اٰتَيْنٰهَآ اِبْرٰهِيْمَ عَلٰى قَوْمِهٖۗ نَرْفَعُ دَرَجٰتٍ مَّنْ نَّشَاۤءُۗ اِنَّ رَبَّكَ حَكِيْمٌ عَلِيْمٌ. وَوَهَبْنَا لَهٗٓ اِسْحٰقَ وَيَعْقُوْبَۗ كُلًّا هَدَيْنَا وَنُوْحًا هَدَيْنَا مِنْ قَبْلُ وَمِنْ ذُرِّيَّتِهٖ دَاوٗدَ وَسُلَيْمٰنَ وَاَيُّوْبَ وَيُوْسُفَ وَمُوْسٰى وَهٰرُوْنَۗ وَكَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَۙ. وَزَكَرِيَّا وَيَحْيٰى وَعِيْسٰى وَاِلْيَاسَۗ كُلٌّ مِّنَ الصّٰلِحِيْنَ. وَاِسْمٰعِيْلَ وَالْيَسَعَ وَيُوْنُسَ وَلُوْطًا وَكُلًّا فَضَّلْنَا عَلَى الْعٰلَمِيْنَ [سورة الانعام الاية : ٨٣-٨٦]

 Artinya: Itulah keterangan yang Kami anugerahkan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan orang yang Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Maha bijaksana lagi Maha Mengetahui. Kami telah menganugerahkan kepadanya Ishaq dan Ya‘qub. Tiap-tiap mereka telah Kami beri petunjuk. Sebelumnya Kami telah menganugerahkan petunjuk kepada Nuh. [Kami juga menganugerahkan petunjuk] kepada sebagian dari keturunannya, yaitu Dawud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa, dan Harun. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat kebaikan. [Demikian juga kepada] Zakaria, Yahya, Isa, dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang saleh.

[Begitu juga kepada] Ismail, Ilyasa’, Yunus, dan Lut. Tiap-tiap mereka Kami lebihkan daripada [umat] seluruh alam [pada masanya]. [QS. Al-An’am : 83-86]

اِنَّ اللّٰهَ اصْطَفٰىٓ اٰدَمَ وَنُوْحًا وَّاٰلَ اِبْرٰهِيْمَ وَاٰلَ عِمْرٰنَ عَلَى الْعٰلَمِيْنَۙ [سورة ال عمران الاية : ٣٣]

Artinya: Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim, dan keluarga Imran atas seluruh alam [manusia pada zamannya masing-masing]. [QS. Ali ‘Imran : 33]

وَاِلٰى عَادٍ اَخَاهُمْ هُوْدًا [سورة هود الاية : ٥٠]

Artinya: Kepada [kaum] ‘Ad [Kami utus] saudara mereka, Hud. [QS. Hud : 50]

وَاِسْمٰعِيْلَ وَاِدْرِيْسَ وَذَا الْكِفْلِۗ كُلٌّ مِّنَ الصّٰبِرِيْنَۙ. وَاَدْخَلْنٰهُمْ فِيْ رَحْمَتِنَاۗ اِنَّهُمْ مِّنَ الصّٰلِحِيْنَ. [سورة الانبياء الاية : ٨٥-٨٦]

Artinya: [Ingatlah pula] Ismail, Idris, dan Zulkifli. Mereka semua termasuk orang-orang sabar. Kami memasukkan mereka ke dalam rahmat Kami. Sesungguhnya mereka termasuk orang-orang saleh. [QS. Al-Anbiya’ : 85-86]

مَا كَانَ مُحَمَّدٌ اَبَآ اَحَدٍ مِّنْ رِّجَالِكُمْ وَلٰكِنْ رَّسُوْلَ اللّٰهِ وَخَاتَمَ النَّبِيّٖنَۗ وَكَانَ اللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمًا [سورة الاحزاب الاية : ٤٠]

Artinya: Muhammad itu bukanlah bapak dari seseorang di antara kamu, melainkan dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. [QS. Al-Ahzab : 40]

وَرُسُلًا قَدْ قَصَصْنٰهُمْ عَلَيْكَ مِنْ قَبْلُ وَرُسُلًا لَّمْ نَقْصُصْهُمْ عَلَيْكَۗ وَكَلَّمَ اللّٰهُ مُوْسٰى تَكْلِيْمًا [سورة النساء الاية : ١٦٤]

Artinya: Ada beberapa rasul yang telah Kami ceritakan [kisah] tentang mereka kepadamu sebelumnya dan ada [pula] beberapa rasul [lain] yang tidak Kami ceritakan [kisah] tentang mereka kepadamu. Allah telah benar-benar berbicara kepada Musa [secara langsung]. [QS. Al-Nisa’ : 164]

Terjadi perselisihan terkait jumlah Nabi dan Rasul, pendapat yang masyhur jumlah Nabi 124.000 [seratus dua puluh empat ribu] orang, seadng jumlah Rasul adalah tiga ratus tiga belas [313] orang.

Berkata Imam Al-Baijuri: “pendapat yang benar terkait jumlah Nabi dan Rasul adalah tidak menyebutkan dengan jumlah bilangan tertentu, karena hal demikian ini dapat menimbulkan penetapan terhadap kenabian atau kerasulan seseorang yang faktanya tidak demikian atau sebaliknya, menafikan terhadap kenabian atau kerasulan seseorang yang faktanya adalah seorang Nabi atau seorang Rasul.”

 

۞۞۞۞۞۞۞۞۞

وَاللهُ أَعْلَمُ

 

Disarikan dari kitab: Jala’ul Afham syarah Aqidatul Awam

Karya: Prof. DR. As-Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki Al-Hasani

Oleh: Muhammad Mahrus (ketua MWCNU Buduran)