Dalam Rangka Haul Masyayikh dan Sesepuh Desa, Ansor Dukuhtengah Bersholawat

Al Habsyi,Al Haddad,Al Hasyimi,Al Hasyimi Sidoarjo,Al Muthahhar,Al Muthohhar,Ansor,Asyari,Banser,bershalawat,bersholawat,Buduran,Chusnul Arofiq,Cucu Nabi,Darul Ulum,Desa,Dukuhtengah,Farid,GP,Guru,Habib,Hari,Hasyim,Haul,ISHARI,Jumberareka,Kepala Desa,Ketua,Lagu,Lir-ilir,Machrus,Masjid,Masyayikh,Maulid,Muhajirin,Muhammad,Muhibbin,MWC,MWCNU,Nahdlatul,Nasional,NU,Pagar Nusa,Palestina,Penggalangan Dana,Perbedaan Politik,Pertigaan,PR,Qasidah,Ranting,Ratib,santri,Sayyid,Sesepuh,shalawat,Sholawat,Sidoarjo,Syubbanul,Turi Putih,Ulama,Ust. Memed,Wathan,LAZISNU

Dukuhtengah – Pimpinan Ranting Gerakan Pemuda Ansor Dukuhtengah kemarin (25/09) mengadakan haul masyayikh dan sesepuh desa Dukuhtengah. Acara tersebut dimulai sejak bakda subuh dengan khatmil Qur’an hingga siang hari.

Dilanjutkan pada sore harinya dengan kirim doa untuk para masyayikh dan sesepuh desa Dukuhtengah beserta warga setempat hingga petang hari. Dan pada malam harinya, acara puncak yang bertajuk “Ansor Dukuhtengah Bersholawat dalam Rangka Haul Masyayikh dan Sesepuh Desa Dukuhtengah” dimulai.

Al Habsyi,Al Haddad,Al Hasyimi,Al Hasyimi Sidoarjo,Al Muthahhar,Al Muthohhar,Ansor,Asyari,Banser,bershalawat,bersholawat,Buduran,Chusnul Arofiq,Cucu Nabi,Darul Ulum,Desa,Dukuhtengah,Farid,GP,Guru,Habib,Hari,Hasyim,Haul,ISHARI,Jumberareka,Kepala Desa,Ketua,Lagu,Lir-ilir,Machrus,Masjid,Masyayikh,Maulid,Muhajirin,Muhammad,Muhibbin,MWC,MWCNU,Nahdlatul,Nasional,NU,Pagar Nusa,Palestina,Penggalangan Dana,Perbedaan Politik,Pertigaan,PR,Qasidah,Ranting,Ratib,santri,Sayyid,Sesepuh,shalawat,Sholawat,Sidoarjo,Syubbanul,Turi Putih,Ulama,Ust. Memed,Wathan,LAZISNU

Dua kader terbaik Ranting NU Dukuhtengah; Sahabat Widodo (kiri) dan Bapak Fithroni (kanan).

Seluruh lembaga dan badan otonom di Ranting Dukuhtengah sibuk dengan tugas mereka masing-masing, terutama Sahabat Widodo yang berkali-kali berkomunikasi melalui HT di sela-sela kesibukannya sebagai Ketua PR GP Ansor Dukuhtengah yang menjadi tuan rumah acara pada malam hari ini. Tidak ketinggalan pula, PR PSNU Pagar Nusa Dukuhtengah yang turut serta mengamankan jalannya acara bersama Banser, dan PR ISHARI NU Dukuhtengah yang menyambut kedatangan dan mengiringi para Sayyid.

Al Habsyi,Al Haddad,Al Hasyimi,Al Hasyimi Sidoarjo,Al Muthahhar,Al Muthohhar,Ansor,Asyari,Banser,bershalawat,bersholawat,Buduran,Chusnul Arofiq,Cucu Nabi,Darul Ulum,Desa,Dukuhtengah,Farid,GP,Guru,Habib,Hari,Hasyim,Haul,ISHARI,Jumberareka,Kepala Desa,Ketua,Lagu,Lir-ilir,Machrus,Masjid,Masyayikh,Maulid,Muhajirin,Muhammad,Muhibbin,MWC,MWCNU,Nahdlatul,Nasional,NU,Pagar Nusa,Palestina,Penggalangan Dana,Perbedaan Politik,Pertigaan,PR,Qasidah,Ranting,Ratib,santri,Sayyid,Sesepuh,shalawat,Sholawat,Sidoarjo,Syubbanul,Turi Putih,Ulama,Ust. Memed,Wathan,LAZISNU

PR ISHARI NU Dukuhtengah menyambut dan mengiringi para Sayyid.

Acara tersebut dipandu oleh Bapak Fithroni, kader NU dari Ranting Dukuhtengah yang kini mendapatkan amanah untuk menjadi Ketua MWC LAZISNU Buduran. Beliau membuka acara pada malam hari itu dengan lantunan surat Alfatihah.

Selain tabarrukan Alfatihah untuk kelancaran acara yang akan berlangsung, beliau juga mengkhususkan Alfatihah untuk muslimin Palestina. Beliau berdoa agar perang segera usai, kaum muslimin Palestina senantiasa mendapatkan perlindungan Allah, dan korban jiwa terhitung sebagai Syuhada’ di sisi Allah.
Setelah dibuka, acara diawali dengan lantunan ayat-ayat suci Alquran yang dilantunkan oleh Ust. Mas’udin dari Dukuhtengah.

Setelah itu, pemandu acara mempersilakan Bapak Tomi Sabilillah untuk memimpin para muhibbin yang hadir untuk menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan lagu Syubbanul Wathan. Setelah para muhibbin yang hadir duduk kembali usai menyanyikan kedua lagu tersebut dengan penuh khidmat dan semangat, pemandu acara mempersilakan Ust. Moch. Rojin, M.Pd.I. selaku Ketua PRNU Dukuhtengah untuk memberikan sambutan.

Al Habsyi,Al Haddad,Al Hasyimi,Al Hasyimi Sidoarjo,Al Muthahhar,Al Muthohhar,Ansor,Asyari,Banser,bershalawat,bersholawat,Buduran,Chusnul Arofiq,Cucu Nabi,Darul Ulum,Desa,Dukuhtengah,Farid,GP,Guru,Habib,Hari,Hasyim,Haul,ISHARI,Jumberareka,Kepala Desa,Ketua,Lagu,Lir-ilir,Machrus,Masjid,Masyayikh,Maulid,Muhajirin,Muhammad,Muhibbin,MWC,MWCNU,Nahdlatul,Nasional,NU,Pagar Nusa,Palestina,Penggalangan Dana,Perbedaan Politik,Pertigaan,PR,Qasidah,Ranting,Ratib,santri,Sayyid,Sesepuh,shalawat,Sholawat,Sidoarjo,Syubbanul,Turi Putih,Ulama,Ust. Memed,Wathan,LAZISNU

Kepala Desa Dukuhtengah, Bapak H. Chusnul Arofiq.

Dalam sambutan tersebut, beliau memberikan apresiasi untuk Sahabat-sahabat Ansor Dukuhtengah walaupun sempat membuat beliau dan Kepala Desa terkejut. Bagaimana tidak, pengurus yang baru empat bulan dilantik sudah berani membuat program dengan dana yang besar.

Padahal, beliau tahu sendiri bagaimana kondisi keuangan masyarakat Dukuhtengah yang berturut-turut mengeluarkan dana mulai dari agustusan, Maulid Nabi, hingga Hari Santri Nasional. Tapi Alhamdulillah beliau kembali terkejut saat rapat kedua disampaikan bahwa dana sudah tertutupi seluruhnya. Beliau mengingatkan agar Sahabat Ansor meluruskan niat, menyempurnakan ikhtiar, dan menyerahkan hasil sepenuhnya kepada Allah SWT.

Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Bapak H. Chusnul Arofiq selaku Kepala Desa. Dalam sambutan tersebut, beliau berharap semoga acara pada malam hari ini membawa keberkahan khususnya untuk Desa Dukuhtengah, dan Indonesia pada umumnya.

Beliau juga berpesan secara khusus kepada warga Dukuhtengah agar tetap menjaga kerukunan dan kekompakan di tahun politik seperti ini. Apapun pilihan dan pandangan politik yang dimiliki oleh warga, hendaknya tidak mempengaruhi kerukunan dan kekompakan warga Dukuhtengah demi Desa Dukuhtengah.

Sambutan terakhir disampaikan oleh Bapak Machrus, M.Pd.I. selaku Ketua MWCNU Buduran. Beliau juga menyampaikan sebuah cerita saat ada sahabat Nabi yang bertanya tentang kapan datangnya hari kiamat. Alih-alih menjawab, Nabi justru memberikan pertanyaan yang lebih penting daripada sekedar waktu datangnya hari kiamat, “Apa yang telah engkau persiapkan untuk menyambut kedatangannya?”

Ketua PRNU Dukuhtengah (kiri) dan Ketua MWCNU Buduran (kanan).

Ketua PRNU Dukuhtengah (kiri) dan Ketua MWCNU Buduran (kanan).

Sahabat tersebut menjawab bahwa dia tidak memiliki persiapan amal lebih selain rasa cinta kepada Nabi. Maka Nabi bersabda, “Engkau akan bersama orang yang engkau cintai.” Pernyataan tersebut seketika membuat seluruh sahabat bergembira ria, karena mereka merasa memiliki cinta kepada Nabi seperti sahabat tadi, yang berarti mereka juga akan berkumpul bersama ‘orang yang mereka cintai’ di hari kiamat nanti, yang tak lain adalah Nabi sendiri.

Ketua MWCNU Buduran melanjutkan, bahwa dengan menyelenggarakan shalawat bersama dalam rangka Haul Masyayikh dan Sesepuh Desa Dukuhtengah menunjukkan adanya kecintaan dari Sahabat Ansor Dukuhtengah kepada Nabi dan para Masyayikh. Dan Insyaallah semuanya akan berkumpul bersama ‘orang-orang yang mereka cintai’.

Setelah sambutan berakhir, para Sayyid yang baru tiba di lokasi segera menuju ke pusat acara. Diiringi oleh tabuhan rebana dan tepukan tangan serta teriakan dari anggota ISHARI, para cucu Nabi tersebut berjalan dari Masjid Darul Ulum menuju ke panggung acara.

Beliau semua naik ke atas panggung dengan diiringi lantunan Qasidah Tala’a Al Badr ‘Alaina yang oleh Jam’iyyah Hadrah Al Hasyimi serta sambutan takzim dari para tamu undangan yang bergantian untuk mencium tangan dan memeluk beliau semua.

At Ta'awun; PR LAZISNU Dukuhtengah menggalang dana untuk Palestina di acara Ansor Dukuhtengah Bersholawat.

At Ta’awun; PR LAZISNU Dukuhtengah menggalang dana untuk Palestina di acara Ansor Dukuhtengah Bersholawat.

Setelah itu, pemandu acara sepenuhnya menyerahkan jalannya acara kepada para Sayyid. Habib Alwi bin Nuh Al Haddad dari Solo memberikan sedikit sambutan dan doa. Beliau juga mengumumkan bahwa pada saat ini akan diadakan penggalangan dana oleh PR LAZISNU Dukuhtengah untuk warga Palestina yang dikomandoi oleh Bapak Muhajirin. Beliau berharap agar para muhibbin yang hadir berkenan untuk membantu dengan suka rela dan ringan hati. Setelah itu, beliau mengawali acara dengan Ratib Al Haddad dan diikuti oleh seluruh muhibbin yang hadir dengan khidmat.

Habib Alwi bin Nuh memimpin pembacaan Ratib Al Haddad.

Habib Alwi bin Nuh memimpin pembacaan Ratib Al Haddad.

Setelah pembacaan ratib selesai, Habib Alwi bin Musthofa Al Habsyi mengambil alih dan melanjutkan acara dengan pembacaan Maulid Al Habsyi. Di sela-sela pembacaan rawi, juga diisi dengan lantunan berbagai qasidah dan shalawat yang membuat acara semakin meriah dengan iringan musik Hadrah Jam’iyyah Al Hasyimi dari Sidoarjo pimpinan Ust. Memed. Bendera yang besar dan tinggi banyak berkibar, kumandang pujian dan shalawat menggema, dengan khusyuk atau juga berteriak gembira, semuanya mengekspresikan kecintaan kepada Nabi, dan berkali-kali mengumandangkan nama Muhammad di pertigaan jalan desa Dukuhtengah.

Al Habsyi,Al Haddad,Al Hasyimi,Al Hasyimi Sidoarjo,Al Muthahhar,Al Muthohhar,Ansor,Asyari,Banser,bershalawat,bersholawat,Buduran,Chusnul Arofiq,Cucu Nabi,Darul Ulum,Desa,Dukuhtengah,Farid,GP,Guru,Habib,Hari,Hasyim,Haul,ISHARI,Jumberareka,Kepala Desa,Ketua,Lagu,Lir-ilir,Machrus,Masjid,Masyayikh,Maulid,Muhajirin,Muhammad,Muhibbin,MWC,MWCNU,Nahdlatul,Nasional,NU,Pagar Nusa,Palestina,Penggalangan Dana,Perbedaan Politik,Pertigaan,PR,Qasidah,Ranting,Ratib,santri,Sayyid,Sesepuh,shalawat,Sholawat,Sidoarjo,Syubbanul,Turi Putih,Ulama,Ust. Memed,Wathan,LAZISNU

Jam’iyyah Hadrah Al Hasyimi turut menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dengan khidmat.

Untuk selanjutnya, para muhibbin yang hadir mendapatkan siraman rohani dari Habib Muhammad bin Farid Al Muthahhar dari Semarang. Beliau memberikan apresiasi kepada Para Sahabat Ansor Dukuhtengah yang bersholawat dalam rangka Haul Masyayikh dan Sesepuh Desa Dukuhtengah yang kebetulan bertepatan dengan Hari Guru Nasional tersebut. Beliau berhusnuzan bahwa seluruh yang hadir pada malam hari ini Insyaallah akan berada di shaf terdepan dalam barisan santri Guru Bangsa Hadratus Syekh Muhammad Hasyim Asy’ari.
Karena bertepatan dengan hari guru, beliau membawakan tema tentang guru. Beliau mengatakan bahwa banyak yang melupakan jasa guru ngaji yang mengajarkan huruf hijaiyah. Padahal para ulama, dan para Kiai bisa menjadi alim karena jasa para guru yang mengajarkan huruf hijaiyah.

Beliau mengibaratkan dengan kopi dengan takaran gula yang pas, tapi hanya kopi yang mendapatkan pujian setelah diseruput. Beliau juga mengibaratkan dengan katup (pentil) ban, yang tidak pernah dilihat dan justru sering dilupakan. Begitulah kondisi para guru ngaji pada saat ini. Sekilas seperti remeh, tapi manfaat beliau semualah yang paling besar. Maka beliau memperingatkan agar tidak melupakan para guru di kampung-kampung.

Beliau juga mengatakan bahwa saat acara bersholawat semacam ini, yang hadir sangat banyak. Tapi saat kajian Safinah, Fathul Qarib, atau Taqrib di masjid dan musholla hanya dihadiri oleh sepuluh orang, atau 40 orang maksimal. Padahal justru ini adalah hal yang paling penting.

Al Habsyi,Al Haddad,Al Hasyimi,Al Hasyimi Sidoarjo,Al Muthahhar,Al Muthohhar,Ansor,Asyari,Banser,bershalawat,bersholawat,Buduran,Chusnul Arofiq,Cucu Nabi,Darul Ulum,Desa,Dukuhtengah,Farid,GP,Guru,Habib,Hari,Hasyim,Haul,ISHARI,Jumberareka,Kepala Desa,Ketua,Lagu,Lir-ilir,Machrus,Masjid,Masyayikh,Maulid,Muhajirin,Muhammad,Muhibbin,MWC,MWCNU,Nahdlatul,Nasional,NU,Pagar Nusa,Palestina,Penggalangan Dana,Perbedaan Politik,Pertigaan,PR,Qasidah,Ranting,Ratib,santri,Sayyid,Sesepuh,shalawat,Sholawat,Sidoarjo,Syubbanul,Turi Putih,Ulama,Ust. Memed,Wathan,LAZISNU

Habib Muhammad bin Farid Al Muthahhar memberikan Mauidzhah Hasanah pada Haul Masyayikh dan Sesepuh Desa Dukuhtengah.

Beliau berpesan untuk meramaikan kajian-kajian fikih di masjid dan musholla sekitar agar dapat mengetahui tata cara ibadah yang sah sesuai syariat yang diturunkan kepada Nabi. Beliau juga melontarkan pertanyaan, “…saya dan Anda semua bersholawat sebanyak seratus ribu kali, sejuta kali, tapi kalau shalatnya kita tidak sah, akan dihisab atau tidak? (Akan) jadi perkara atau tidak?”

Beliau kembali menekankan untuk tidak melupakan para guru di kampung, meramaikan majelis-majelis taklim di kampung, baik itu di masjid, musholla, atau di manapun. Karena satu-satunya perantara yang menyambungkan ikatan kita kepada Nabi yang sama sekali belum pernah kita temui adalah para guru kita, yang diajar secara langsung oleh para guru mereka, hingga dari para tabiin yang diajar secara langsung oleh para sahabat, yang secara langsung oleh Nabi.

Terutama akhlak, yang tidak bisa dipelajari dari buku, tapi hanya bisa dipelajari dari guru. Beliau mengutip dari Habib Umar bin Hafidz tentang guru, yaitu tanaman tanpa disiram dan dirawat, maka hanya akan menumbuhkan hama yang merugikan. Tapi jika kita belajar dari para guru, bukan sekedar buku dan internet, maka kita ibarat tanaman yang disirami dan dirawat. Dengan itu, kita akan bisa tumbuh menjadi pepohonan yang berbuah dan bermanfaat.
Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk para guru kita? Di antaranya adalah bersedekah atas nama guru kita, misalnya sedekah untuk Palestina malam ini.

Kedua, mendoakan mereka setiap selesai sholat saat kita mendoakan orang tua kita. Karena dalam kitab Ihya’ Ulum Ad Din, kata beliau, orang tua itu ada tiga, orang tua kandung, mertua, dan guru.

Ketiga, tidak menyia-nyiakan ilmu yang mereka ajarkan dengan mengamalkan dan mengajarkan ilmu mereka. Jangan sampai ilmu yang mereka ajarkan terhenti kepada kita, minimal kepada keluarga kita sendiri.

Beliau juga mengapresiasi penggalangan dana pada malam ini karena menunjukkan bahwa warga Dukuhtengah sangat peduli dengan saudara sesama muslim yang ada di Palestina dan berarti diakui sebagai umat Nabi. Karena Nabi bersabda bahwa yang tidak peduli dengan urusan umat Islam, berarti tidak termasuk umat Islam.

Di akhir mauidzah, beliau berdoa, semoga kita termasuk orang yang berbakti kepada orang tua dan para guru. Semoga kita berada di belakang barisan para guru, dan semoga mereka berada di belakang barisan Nabi. Beliau juga meminta para muhibbin untuk membaca Fatihah secara khusus untuk negara Palestina, negara Indonesia, dan khususnya Kabupaten Sidoarjo.

Setelah itu, Habib Alwi bin Musthofa Al Habsyi menyampaikan dengan mengucapkan hamdalah, bahwa hasil penggalangan dana untuk Palestina oleh PR LAZISNU Dukuhtengah pada malam hari ini saja mendapatkan sebanyak Rp 10.093.300,- yang akan disalurkan melalui Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shodaqoh Nahdlatul Ulama. Setelah itu beliau kembali melantunkan beberapa qasidah hingga pukul 11 malam.

Habib alwi

Habib Alwi bin Musthofa Al Habsyi memimpin pembacaan Maulid Al Habsyi dan lantunan qasidah.

Beliau kemudian bertanya kepada para muhibbin, apakah sudah lelah. Alih-alih menjawab lelah, mereka malah meminta beliau untuk melanjutkan lantunan qasidah dan mengajukan request lagi Turi Putih. Tanpa rasa berat, beliau menuruti permintaan dari para muhibbin dan melanjutkan beberapa qasidah lagi seperti Lir-ilir, Padhang Bulan, dan Sluku-sluku Bathok.

Setelah melantunkan beberapa qasidah lagi, beliau memperingatkan agar para muhibbin tidak sibuk dengan ponsel mereka saat puncak lantunan shalawat untuk menjaga adab pada malam hari ini dan tidak perlu maju ke depan untuk menjaga ketertiban. Kemudian dibacakan rawi yang menceritakan detik-detik kelahiran Nabi dalam Maulid Al Habsyi lalu serentak para muhibbin berdiri untuk melantunkan shalawat puncak yang dipimpin oleh beliau.

Di akhir lantunan shalawat dan masih dalam posisi berdiri, Habib Alwi bin Musthofa Al Haddad meminta kepada Ketua MWCNU Buduran untuk memimpin memanjatkan doa kepada Allah SWT. Beliau memimpin doa dengan memohon ampun untuk para orang tua, para leluhur, para guru dan pengajar, dan seluruh umat Islam. Beliau juga meminta kemudahan, kecukupan, ketentraman, kebahagiaan, kesehatan, serta hidayah.

Doa penutup dipimpin oleh Ketua MWCNU Buduran.

Doa penutup dipimpin oleh Ketua MWCNU Buduran.

Beliau juga meminta kepada Allah kebaikan apapun yang pernah Nabi minta dari-Nya, dan berlindung kepada Allah dari keburukan apapun yang Nabi pernah meminta perlindungan darinya pada-Nya. Dan di akhir doa, beliau secara khusus berdoa untuk Dukuhtengah, semoga dijadikan sebagai desa ilmu dan takwa dan bukan sebaliknya, sebagai baldah thayyibah yang berjalan sesuai Sunnah Rasul-nya, serta doa sapu jagad, dengan diamini oleh para cucu Nabi yang mulia serta para muhibbin yang hadir.

Bersama-sama menyanyikan Lagu Syubbanul Wathan, Lagu Banser, dan Yel-yel Jumberareka dengan penuh semangat.

Bersama-sama menyanyikan Lagu Syubbanul Wathan, Lagu Banser, dan Yel-yel Jumberareka dengan penuh semangat.

Sebelum turun dari panggung, Habib Alwi kembali memimpin para muhibbin untuk menyanyikan lagu Syubbanul Wathan, Lagu Banser, dan Yel-yel Jumberareka. Acara berakhir dengan lancar saat tengah malam. (ham)