PENGAJIAN KITAB AL-MAJALIS AL-SANIYAH SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH: HADITS KE-8 BAROMETER IMAN DAN ISLAM

 

 ﷽

HADITS ARBA’IN NAWAWIYAH

SERTA RIWAYAT DAN HIKAYAT YANG BERKAITAN

:الْحَدِيْثُ الثَّامن

الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ لَايُعْبَدُ بِحَقٍ فِي الْوُجُوْدِ ِالَّا ِايَّاهُ اْلكَرِيْمُ الَّذِيْ مَنْ تَوَكَّلَ عَلَيْهِ كَفَاهُ وَمَنْ آمَنَ هَدَاهُ وَمَنْ سَأَلَهٗ أَعْطَاهُ مَاتَمَنَّاهُ وَأَشْهَدُ اَنْ لَآاِلٰهَ ِالَّا للهُ وَحْدَهٗ لَاشَرِيْكَ لَهٗ وَلَاضِدَّ ِللهِ وَلَاوَلَدَ ِللهِ وَلَا وَالِدَ ِللهِ وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهٗ وَرَسُوْلُهٗ سَيِّدُ خَلْقِهٖ وَخَاتَمَ أَنْبِيَآئِهٖ الْمَخْصُوْصُ بِالْمَقَامِ الْمَحْمُوْدِ الَّذِيْ لَمْ يَقُمْ فِيْهِ سِوَاهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلىٰٓ أٰلِهٖ وَأَصْحَابِهٖ وَأَزْوَاجِهٖ وَذُرِّيٰتِهٖ صَلَاةً وَّسَلَامًا دٓائِمَيْنِ مُتَلَازِمَيْنِ ِالىٰ يَوْمِ نَلْقَاهٗ، آمِيْنَ.

عَنْ ِابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ تَعَالىٰ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتّٰى يَشْهَدُوْآ أَنْ لَآ ِإلٰهَ ِإلَّا اللهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَّسُوْلُ اللهِ، وَيُقِيْمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ، فَإِذَا فَعَلُوْا ذٰلِكَ عُصِمُوْا مِنِّيْ دِمَآئَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ ِإلَّا بِحَقِّ الْإِسْلَامِ وَحِسَابُهُمْ عَلىَ اللهِ (رواه البخاري ومسلم)

HADIS KE-8

Terjemah:

Dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah bersabda:

Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sehingga mereka mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan sesungguhnya Muhammad itu adalah utusan Allah: dan mendirikan shalat serta mengeluarkan zakat. Maka apabila mereka mengerjakan yang demikian, terpeliharalah dariku darah dan harta mereka, kecuali menurut hukum Islam dan perhitungan amal mereka terserah pada Allah. (HR. Imam Bukhari dan Imam Muslim)

Fashal Tentang Kalimah “LA ILAHA ILLALLAH” (لااله الا الله) dan Sebagian Dari Keutamaannya

Ketahuilah bahwa, Allah telah memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya supaya mempercayai dan mengucapkan kalimat لَآإِلٰهَ إِلَّا اللهُ itu, sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya, yang artinya:

فَاعْلَمْ اَنَّهٗ لَآ اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ (سورة محمد الاية : ١٩)

 Maka ketahuilah bahwa tidak ada tuhan selain Allah (QS. 47: 19).

Dan Dia mencela kaum musyrikin Arab dalam firman-Nya, yang artinya:

اِنَّهُمْ كَانُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَهُمْ لَآ اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ يَسْتَكْبِرُوْنَۙ (سورة الصافات الاية : ٣٥)

Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka لَآإِلٰهَ إِلَّا اللهُ (tidak ada tuhan selain Allah), mereka menyombongkan diri. (QS. 37: 35)

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لعمه : “قُلْ: لَآ ِإلٰهَ ِإلَّا اللهُ، أَشْهَدُ لَكَ بِهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ” قَالَ: لَوْلَا أَنْ تُعِيْرَنِيْ قُرَيْشٌ. يَقُوْلُوْنَ: ِإنَّمَا حَمَلَهٗ، عَلىٰ ذٰلِكَ الْجَزَعِ لَأَقْرَرْتُ بِهَا عَيْنَكَ.

Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu, ia berkata: Telah bersabda Rasulullah ﷺ kepada pamannya (Abu Thalib): “Katakanlah: laa ilaaha illallah, yang dengan itu aku bersaksi untukmu kelak di hari kiamat.” Abu Thalib berkata: “Seandainya saja orang-orang Quraisy tidak mencelaku dengan mengatakan: ‘Sesungguhnya dia hanya mengatakan karena akan mati saja”; niscaya aku akan mengikrarkan kalimat itu untuk menyenangkanmu.” [diriwayatkan oleh Imam Muslim]

Kalimat لَآإِلٰهَ إِلَّا اللهُ adalah kalimat takwa, sebagaimana telah dijelaskan oleh Rasulullah ﷺ. Dalam hadis Utsman radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Saya mendengar Rasulullah bersabda:

إنِّي لَأَعْلَمُ كَلِمَةً لَا يَقُوْلُهَا عَبْدٌ حَقًّا مِنْ قَلْبِهٖ فَيَمُوْتُ عَلى ٰ ذٰلِكَ إلَّا حُرِّمَ عَلَى النَّارِ

“Aku tahu satu kalimat yang tidaklah ia diucapkan oleh seorang secara benar dari dalam kalbunya kecuali ja akan diharamkan oleh Allah dari api neraka.” Lalu sahabat Umar radhiyallahu ‘anhu. Berkata: “Aku akan memberitahukan kepada kalian kalimat apa itu. Itulah kalimat ikhlas yang ditetapi oleh Muhammad ﷺ dan para sahabatnya.” Sahl Attusturi berkata: “Tidak ada pahala bagi orang yang mengucapkan kalimat لَآإِلٰهَ إِلَّا اللهُ itu, melainkan memandang wajah Allah , sedangkan surga itu adalah pahala amal.” Konon, apabila kalimat tauhid itu dikatakan oleh seorang kafir, maka akan sirnalah kegelapan kufurnya, dan menetaplah cahaya tauhid di dalam kalbunya. Dan apabila ia diucapkan oleh seorang mukmin, setiap hari seribu kali, maka dalam setiap kalinya ia menghapus dari dalam kalbunya sesuatu yang belum dihapus pada kali pertama. Dan kalimat ini merupakan zikir yang paling utama. Sebagaimana disabdakan Nabi Muhammad , kalimat لَآإِلٰهَ إِلَّا اللهُ adalah kebiasaan orang-orang yang ahli ibadah, sandaran orang-orang yang berjalan menuju Allah ﷻ, bekal bagi para musafir, hadiah para pendahulu, kunci surga, dan kunci ilmu serta pengetahuan. ”Dari sahabat Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata: “Allah membuka pintu-pintu surga, kemudian berseru penyeru dari bawah Arsy, “Wahai surga, engkau dan seluruh kenikmatan yang ada padamu, untuk siapa?” Surga menjawab, “Kami adalah untuk ahli لَآإِلٰهَ إِلَّا اللهُ, kami hanya mencari ahli لَآإِلٰهَ إِلَّا اللهُ, yang memasuki kami hanya ahli لَآإِلٰهَ إِلَّا اللهُ, dan kami haram bagi orang yang tidak mengucapkan لَآإِلٰهَ إِلَّا اللهُ.” Pada saat itu neraka dan seluruh azab yang ada di dalamnya berkata, “Tidak akan memasuki aku kecuali orang yang mengingkari kalimat لَآإِلٰهَ إِلَّا اللهُ: aku tidak menuntut kecuali terhadap orang yang mendustakan kalimat لَآإِلٰهَ إِلَّا اللهُ, aku haram bagi orang yang mengucapkan kalimat لَآإِلٰهَ إِلَّا اللهُ, tidak akan memenuhi aku kecuali orang yang menentang kalimat لَآإِلٰهَ إِلَّا اللهُ: kejengkelanku dan kedahsyatanku hanyalah untuk orang yang mengingkari kalimat لَآإِلٰهَ إِلَّا اللهُ.” Kemudian Ibnu Abbas melanjutkan: “Maka datanglah rahmat dan ampunan Allah seraya berkata, “Aku adalah untuk ahli لَآإِلٰهَ إِلَّا اللهُ, aku penolong orang yang mengucapkan لَآإِلٰهَ إِلَّا اللهُ: aku cinta kepada orang yang mengucapkan kalimat لَآإِلٰهَ إِلَّا اللهُ: surga diperbolehkan bagi orang yang mengucapkan لَآإِلٰهَ إِلَّا اللهُ: neraka haram bagi orang yang mengucapkan kalimat لَآإِلٰهَ إِلَّا اللهُ: ampunan dari setiap dosa adalah hanya bagi ahli لَآإِلٰهَ إِلَّا اللهُ, rahmat dan ampunan tidak tertutup dari ahli لَآإِلٰهَ إِلَّا اللهُ.” Berkata sebagian ulama: “hikmah yang ada dalam Firman Allah ﷻ:

إِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَتْ. وَإِذَا النُّجُومُ انْكَدَرَتْ (سورة التكوير الاية : ١-۲)

Artinya: Apabila matahari digulung. Dan  apabila bintang- bintang berjatuhan. (QS. Al-Takwir : 1-2)

Pada hari kiamat nanti akan nampak cahaya kalimat لَآإِلٰهَ إِلَّا اللهُ yang menyebabkan memudarnya cahaya matahari dan rembulan, karena cahaya matahari dan rembulan adalah cahaya yang bersifat semu, sedangkan cahaya kalimat لَآإِلٰهَ إِلَّا اللهُ, adalah cahaya yang haqiqi (sejati) Dzat Allah ﷻ yang wajib adanya. Majaz (kiasan) menjadi batal karena berbandingan dengan yang sejati (haqiqat). Dalam atsar disebutkan, bahwa apabila seseorang hamba mengucapkan kalimat لَآإِلٰهَ إِلَّا اللهُ, Allah akan memberikan pahala kepadanya sebanyak bilangan orang-orang kafir laki-laki dan perempuan. Konon sebabnya adalah bahwa ketika ia mengucapkan kalimat tersebut, seolah-olah ia telah membantah setiap orang kafir laki-laki dan perempuan, maka tidak aneh ia pantas mendapatkan pahala sebanyak bilangan mereka. Sebagian ulama pernah ditanyai tentang makna firman Allah :

 وَبِئْرٍ مُّعَطَّلَةٍ وَقَصْرٍ مَّشِيدٍ (سورة الحج الاية : ٤٥)

Artinya: dan berapa banyak sumur yang telah ditinggalkan dan istana yang tinggi (QS. Al-Hajj : 45)

Maka dijawab oleh ulama tersebut: “Sumur yang ditinggalkan itu adalah kalbu orang kafir yang kosong dari kalimat لَآإِلٰهَ إِلَّا اللهُ: dan istana yang tinggi itu adalah kalbu orang mukmin yang penuh berisi kalimat syahadat لَآإِلٰهَ إِلَّا اللهُ.” Dan ada yang mengatakan bahwa firman Allah:

 إِتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيدًا (سورة الاحزاب الاية : ٧٠)

Artinya: bertakwalah kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar! (QS. A-Ahzab : 70), maksudnya adalah katakanlah لَآإِلٰهَ إِلَّا اللهُ. Diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad  berjalan di jalan-jalan seraya mengatakan: Katakanlah oleh kalian لَآإِلٰهَ إِلَّا اللهُ, maka kalian akan selamat.” Sufyan bin Uyainah berkata: “Tidak ada satu nikmat pun yang diberikan Allah kepada hamba-hamba-Nya yang lebih utama daripada dikenalkannya kepada mereka kalimat  لَآإِلٰهَ إِلَّا اللهُ. Sesungguhnya  لَآإِلٰهَ إِلَّا اللهُ itu bagi mereka di akhirat adalah seperti air bagi mereka di bumi.” Berkata Sufyan Al-Tsauri rahimahullah: “lezatnya kalimat لَآإِلٰهَ إِلَّا اللهُ di akhirat seperti lezatnya meminum air dingin di dunia.” Mujahid rahimahullah menuturkan dalam Firman Allah ﷻ:

وَأَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَبَاطِنَةً (سورة لقمان الاية : ۲٠)

Artinya: dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. (QS. Luqman : 20)

Sesungguhnya nikmat yang telah disempurnakan Allah ﷻ itu adalah kalimat لَآإِلٰهَ إِلَّا اللهُ. Dikatakan: “Semua kalimat itu dibawa naik kepada Allah ﷻ oleh Malaikat, sedangkan kalimat لَآإِلٰهَ إِلَّا اللهُ naik dengan sendirinya, dalil yang menunjukkannya adalah Firman Allah ﷻ:

 

إِلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ يَرْفَعُهُ (سورة فاطر الاية : ١٠)

Artinya: Kepada-Nya-lah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya. (QS. Fathir : 10)

Diceritakan, di akhir zaman nanti tidak ada amal perbuatan yang memiliki keutamaan seperti keutamaan  لَآإِلٰهَ إِلَّا اللهُ karena ibadah shalat dan puasa orang-orang pada saat itu disertai dengan riya’ (diperlihatkan kepada orang lain agar dapat pujian) dan sum’ah (diperdengarkan kepada orang lain agar dapat pujian), shadaqah mereka bercampur haram, dan tanpa disertai rasa ikhlas dalam semua amalnya. Adapun kalimat لَآإِلٰهَ إِلَّا اللهُ adalah zikir kepada Allah ﷻ sedangkan orang mukmin tidak berzikir لَآإِلٰهَ إِلَّا اللهُ melainkan dari lubuk hatinya yang dalam. Dalam salah satu khabar disebutkan bahwa Allah ﷻ berfirman:  لَآإِلٰهَ إِلَّا اللهُ itu adalah benteng-Ku, barang siapa masuk ke dalam benteng-Ku maka akan selamat dari siksa-Ku.” Dikatakan: Kalimat “laa ilaha illallah Muhammadur Rasulullah” itu terdiri dari tujuh kata, dan manusia mempunyai tujuh anggota badan, sedangkan neraka mempunyai tujuh pintu, maka setiap kata dari ketujuh kata tadi akan menutup setiap pintu dari ketujuh pintu neraka dari setiap anggota yang tujuh tersebut.

Hikayat yang berkaitan:

  1. Imam Arrazi menceritakan bahwa, ada seorang laki-laki berdiri di padang Arafah, di tangannya ada tujuh buah batu. Kemudian ia berkata: “Hai batu-batu, saksikanlah bahwa aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.” Setelah itu ia tertidur. Di dalam tidurnya ia bermimpi seakan-akan kiamat telah bangkit, dan laki itu dihisab, ternyata ia harus masuk ke neraka. Ketika malaikat menyeretnya ke salah satu pintu dari neraka Jahanam, tiba-tiba datang sebuah batu dari batu yang tujuh tadi, lalu batu itu menutup pintu neraka. Malaikat azab berusaha menyingkirkan batu itu, namun mereka tidak berhasil. Kemudian laki-laki itu dibawa ke pintu neraka yang kedua, maka terjadi pula kejadian seperti yang disebutkan di muka. Akhirnya ia dibawa oleh malaikat ke Arsy, maka Allah berfirman: “Hai hamba-Ku, engkau telah minta kesaksian batu-batu itu dan mereka tidak menyia-nyiakan hakmu. Sedangkan Aku menyaksikan syahadatmu yang mengesakan Aku itu. Masuklah ke dalam surga.” Ketika laki-laki itu sudah dekat dengan pintu surga, ternyata pintu pintunya tertutup, lalu datang syahadat لَآإِلٰهَ إِلَّا اللهُ, maka terbukalah pintu-pintu surga itu, lalu ia pun masuk ke dalam surga. Dalam salah satu hadis disebutkan, yang artinya: Barang siapa di akhirnya hayatnya mengucapkan kalimat لَآإِلٰهَ إِلَّا اللهُ, maka ia pasti masuk surga. Dan banyak lagi hadis-hadis lainnya yang menyebutkan keutamaan kalimat لَآإِلٰهَ إِلَّا اللهُ
  2. Ada seorang raja yang sangat sombong kepada Tuhannya. Kemudian kaumnya melakukan pemberontakan terhadapnya. Dan mereka berhasil menangkapnya hidup-hidup. Kemudian mereka berunding cara apa sebaiknya yang digunakan untuk membunuh si raja sombong itu. Akhirnya mereka sepakat untuk memasukkan raja itu ke dalam sebuah guci tembaga yang besar dan mengurungnya di dalamnya. Lantas di bawah guci itu mereka nyalakan api. Raja itu memohon kepada sesembahannya satu persatu minta supaya diselamatkan dari siksaan yang menyakitkan itu. Ketika dirasanya tidak ada satu pun sesembahannya itu menolong melepaskannya, maka ia lalu mengangkat kepalanya ke arah langit sambil berkata: لَآإِلٰهَ إِلَّا اللهُ tidak ada Tuhan selain Allah.” Kemudian ia mengiba-iba kepada Allah sambil terus mengucapkan kalimat tauhid tersebut. Maka akhirnya Allah menurunkan hujan dari langit hingga api itu padam. Setelah itu berhembus angin kencang yang menerbangkan guci itu hingga melayang-layang antara langit dan bumi, sedangkan si raja terus mengucapkan kalimat لَآإِلٰهَ إِلَّا اللهُ. Akhirnya guci itu jatuh ke tengah-tengah suatu kaum yang tidak mengenal Allah sama sekali. Mereka lalu mengeluarkan si raja dari dalam guci itu, sedangkan ia terus mengucapkan لَآإِلٰهَ إِلَّا اللهُ. Mereka lalu menanyainya, mengapa ia sampai begitu. Raja itu menceritakan kisahnya dari awal sampai akhir. Setelah mendengar kisah sang raja, kaum itu semuanya akhirnya mengucapkan kalimat لَآإِلٰهَ إِلَّا اللهُ.

 

۩ والله أعلم ۩

 

 

Disarikan dari kitab: al-Majalis al-Saniyah

Karya: Syaikh Ahmad bin Syaikh Hijazi al-Fasyani

Oleh: Muhammad Mahrus (Ketua MWCNU Buduran)