PENGAJIAN KITAB AL-MAJALIS AL-SANIYAH SYARAH ARBA’IN NAWAWIYAH: HADITS KE-7 BAHWA AGAMA ADALAH NASEHAT

HADITS ARBA’IN NAWAWIYAH

SERTA RIWAYAT DAN HIKAYAT YANG BERKAITAN

 :الْحَدِيْثُ السَّابِعُ

الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ سَبَقَتْ رَحْمَتُهٗ غَضَبَهٗ وَعِنْدَهٗ بِذٰلِكَ ِكتَابٌ كَتَبَهٗ كَتَبَ رَبُّكُمْ عَلىٰ نَفْسِهِ الرَّحْمَةَ وَأَسْبَغَ عَلىٰ خَلْقِهِ النِّعْمَةَ وَأَشْهَدُ اَنْ لَآاِلٰهَ ِالَّا للهُ وَحْدَهٗ لَاشَرِيْكَ لَهٗ لَا يَخِيْبُ مَنْ تَوَجَّهَ اِلَيْهِ وَاَمَّهٗ وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهٗ وَرَسُوْلُهٗ نَبِيُّ الرَّحْمَةِ وَسِرَاجُ الْعَظَمَةِ الَّذِيْ نَصَحَ الْاُمَّةَ ﷺ وَعَلىٰٓ اٰلِهٖ وَاَصْحَابِهٖ وَمَنْ تَبِعَهُمْ فَانْكَشَفَ عَنْهُ الْغُمَّةُ، أٰمِيْنَ.

عَنْ أَبِيْ رُقَيَّةَ تَمِيْمِ بْنِ أَوْسٍ الدَّارِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ قَالَ: الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ قُلْنَا لِمَنْ؟ قَالَ: ِللهِ وَلِكِتَابِهٖ وَلِرَسُوْلِهٖ وَلِأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ وَعٰآمَّتِهِمْ. (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)

HADIS KE-7

Dari Abu Ruqayyah Tamim bin Aus Addaari t, ia berkata: “Nabi Muhammad ﷺ bersabda: Artinya: Agama itu adalah nasihat. Kami bertanya: Untuk siapa ya Rasulullah ﷺ? Untuk Allah subhanahu wa ta’ala, Kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum muslimin dan masyarakat muslimin umumnya. (HR. Imam Muslim)

PENJELASAN:

Agama adalah nasihat:

  1. Untuk Allah subhanahu wa ta’ala., maksudnya adalah iman dan taat kepada Allah subhanahu wa ta’aladengan kalbu dan badan dan lain-lain seperti yang telah disebutkan di atas pada hakikatnya adalah kembali kepada hamba itu sendiri. Karena Allah subhanahu wa ta’ala tidak membutuhkan semuanya itu.
  2. Untuk Kitab-Nya, maksudnya adalah dengan mengagungkannya, percaya kepadanya dan mengamalkan isinya, dan yang serupa dengan itu.
  3. Untuk Rasul-Nya, maksudnya adalah membenarkan apa-apa yang diajarkannya, menolongnya dalam menegakkan perintah Tuhannya, dengan ucapan, perbuatan dan keyakinan.
  4. Untuk para pemimpin kaum muslimin, maksudnya adalah dengan jalan mematuhi mereka, memperingatkan mereka dengan apa yang bisa membuat mereka baik, serta mendoakan mereka agar diberi taufik.
  5. Untuk masyarakat muslimin umumnya, maksudnya adalah dengan jalan menyukai buat mereka apa-apa yang ia sukai buat dirinya sendiri, dan tidak suka buat mereka apa yang tidak disukainya buat dirinya sendiri.

FAIDAH:

  • Asnawi rahimahullah berkata di dalam sebagian kitabnya berkaitan dengan hadis ini: “Jika Allah subhanahu wa ta’ala menghendaki kebaikan pada seorang hamba maka Dia akan mengirimkan kepadanya orang yang akan mengingatkannya bila ia lalai: dan jika Dia menghendaki keburukan pada seorang hamba maka Dia akan mengirimkan kepadanya teman jahat yang akan melarangnya mendengarkan nasihat.” Ketika Harun Arrasyid memegang tampuk pemerintahan, maka Ia mengadakan sidang umum untuk orang banyak. Kemudian datang Bahlul Almajnun seraya berkata: “Wahai amirulmukminin, hati-hati terhadap teman jahat dan bersahabatlah dengan teman yang saleh, yang akan mengingatkan Tuan dengan akhlaknya yang baik jika Tuan lalai dan dengan memandang mereka jika Tuan lengah. Karena ini lebih bermanfaat bagi Tuan dan orang banyak serta lebih besar ganjarannya dibandingkan dengan puasa sunah, salat sunah, membaca AlQuran dan haji sunah. Karena jika seseorang menyampaikan suatu perkataan yang tidak baik kepada sultan lalu dikerjakan oleh sultan itu, maka akan meratalah kerusakan di muka bumi ini. Nabi Muhammad ﷺ bersabda, yang artinya: Sesungguhnya seorang laki-laki akan dijebloskan ke dalam neraka selama tujuh puluh tahun akibat perkataannya yang tidak berguna. Dan janganlah Tuan, wahai amirulmukminin, menjadi seperti orang yang disinggung Allah subhanahu wa ta’ala dalam firman-Nya, Dan apabila dikatakan kepadanya, “bertakwalah kepada Allah subhanahu wa ta’ala.’ bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah balasannya neraka Jahanam. Dan sesungguhnya neraka Jahanam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya.” (QS. 2: 206) Kemudian Harun Arrasyid berkata: “Tambahlah nasihatmu!” Bahlul menjawab: “Wahai Amirulmukminin, sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala telah menundukkan orang banyak buatmu dan menjadikan perintah Tuan harus ditaati oleh mereka, itu tidak lain agar Tuan membawa mereka kepada menaati perintah Allah subhanahu wa ta’ala dan menjauhi larangan-Nya, memberikan dari harta ini kepada anak-anak yatim, janda-janda, dan orang-orang tua yang tak berdaya serta para musafir kelana. Wahai amirulmukminin, Fulan bin Fulan telah memberitahukan kepada saya, dari Rasulullah , bahwa Beliau bersabda, yang artinya: Jika hari kiamat telah bangkit dan Allah subhanahu wa ta’ala telah mengumpulkan seluruh umat manusia di suatu tanah lapang yang luas, maka didatangkanlah para raja dan para pemimpin orang banyak, kemudian Allah subhanahu wa ta’ala berfirman kepada mereka: “Bukankah Aku telah memberikan kekuasaan kepada kamu di negeriku dan menjadikan hamba-hamba-Ku patuh kepada kamu, itu bukan supaya kamu mengumpulkan harta dan pasukan, tetapi supaya kamu mengumpulkan mereka agar taat kepada-Ku dan menerapkan pada mereka perintah dan larangan-Ku, memuliakan para wali-Ku dan menghinakan para musuh-Ku, serta menolong orang-orang yang teraniaya dari penindasan orang-orang yang alim. Wahai Harun, pikirkanlah, apa jawaban yang akan Tuan berikan atas semua pertanyaan tentang hamba-hamba Allah subhanahu wa ta’ala yang akan diajukan kepada Tuan kelak di tempat tersebut, pada saat Tuan dihadirkan dalam keadaan kedua tangan Tuan terikat dengan rantai di leher Tuan, neraka Jahanam ada di depan Tuan, dan malaikat Zabaniah mengelilingi Tuan, sambil menunggu apa yang akan diperintahkan terhadap Tuan?!” Harun pun menangis dengan terisak-isak. Sebagian orang yang hadir berkata kepada Bahlul: “Anda telah merusak suasana sidang ini!” Lalu Harun berkata kepada mereka: “Celaka kalian, orang yang tertipu itu ialah orang yang kalian tipu, dan orang yang beruntung ialah orang yang jauh dari kalian.” Kemudian Bahlul pergi meninggalkan tempat tersebut. Perhatikan saudara, betapa agungnya nasihat ini.
  • Dahulu, Rasulullah ﷺ sering memberikan wasiat dan nasihat kepada para sahabat Beliau yang bermanfaat buat mereka dan buat orang-orang sesudah mereka. Di antara nasihat-nasihat Beliau itu adalah seperti yang diriwayatkan oleh sahabat Anas t, katanya: “Rasulullah ﷺ telah memberikan wasiat kepadaku, Baginda ﷺ bersabda kepadaku, “Sempurnakanlah wudlu maka itu akan menambah umurmu, berilah salam kepada orang yang engkau jumpai maka akan menjadi banyaklah kebaikanmu, jika engkau masuk ke rumahmu ucapkanlah salam kepada keluargamu maka akan menjadi banyaklah kebaikan rumahmu kerjakanlah shalat Dhuha karena ia merupakan salat orang-orang yang Awwam sebelummu serta sayangi orang yang lebih muda dan hormati orang yang lebih tua maka engkau akan menjadi temanku di hari kiamat kelak.”
  • Di antara nasihat Rasulullah ﷺ kepada sebagian keluarga Beliau: Janganlah engkau menyekutukan Allah subhanahu wa ta’ala dengan sesuatu apa pun sekalipun engkau dipotong dan dicincang, dan jangan meninggalkan salat fardu dengan sengaja, sebab orang yang meninggalkan salat fardu dengan sengaja itu terlepas dari jaminan Allah subhanahu wa ta’ala, serta jauhilah maksiat, sebab maksiat bisa mendatangkan murka Allah subhanahu wa ta’ala. Wasiat dan nasihat Rasulullah tak terhingga banyaknya.

KHATIMAH (pamungkas)

Dari Sayidina Umar bin Khatthab  t berkata, kepada sebagian saudaranya: “Aku wasiatkan engkau dengan enam perkara:

  1. Jika engkau ingin mencela seseorang maka celalah dirimu lebih dahulu, karena engkau tidak tahu orang yang lebih banyak aibnya darinya
  2. Jika engkau hendak memusuhi seseorang maka musuhilah perutmu, karena tidak ada musuh yang lebih besar bagimu darinya
  3. Jika engkau hendak memuji seseorang maka pujilah Allah subhanahu wa ta’ala lebih dahulu, karena tidak ada yang lebih banyak karunia dan kelembutannya kepadamu melebihi Dia
  4. Jika engkau hendak meninggalkan sesuatu maka tinggalkanlah dunia, karena jika engkau meninggalkannya maka engkau akan terpuji, kalau tidak engkau akan ditinggalkannya sedang engkau tercela
  5. Jika engkau hendak bersiap-siap untuk sesuatu maka bersiap-siaplah untuk mati, karena jika engkau tidak bersiap-siap untuknya maka engkau akan merugi dan menyesal
  6. Jika engkau hendak menuntut sesuatu maka tuntutlah akhirat, karena engkau tidak akan mendapatkannya kecuali jika engkau menuntutnya.

 

ونسأل الله تعالى لنا العافية والعناية آمين، والحمد لله رب العالمين