Lailatul Ijtima dan Halalbihalal, Ketua PCNU Sidoarjo Membuka Rutinan Lailatul Ijtima di Ranting Sidomulyo

Sidomulyo – PRNU Sidomulyo menggelar Lailatul Ijtima’ untuk pertama kalinya setelah vakum beberapa saat. Derasnya hujan tidak menghalangi warga Sidomulyo untuk memenuhi Masjid Darussalam Singkil.

Acara tersebut dihadiri oleh Ketua PCNU Sidoarjo, Ketua MWCNU Buduran, Rais dan Ketua PRNU Sidomulyo beserta lembaga dan Banom, serta Ketua dan perwakilan dari PAC ISHARI NU Buduran, dan PJ. Kepala Desa Sidomulyo, dan warga setempat.

Acara dimulai dengan salat sunah tasbih dan hajat serta Istighosah yang dipimpin oleh Abah H. Abdul Manab. Setelah itu acara dipandu oleh Ust. Rudik. Dimulai dari menyanyikan lagu Indonesia Raya dan sambutan-sambutan.

Dilanjutkan dengan Mahallul Qiyam yang dibawakan oleh PR ISHARI NU Sidomulyo dan perwakilan PAC ISHARI NU Buduran dipimpin oleh Ust. Qodim. Setelah itu adalah Mauidzatul Hasanah yang disampaikan oleh KH. M. Zainal Abidin, Ketua PCNU Sidoarjo.

Dalam ceramahnya, Ketua PCNU Sidoarjo menyampaikan rasa syukurnya karena diundang oleh Ranting NU. Terutama di Sidomulyo yang merupakan tempat kelahiran dan makam para ulama dan pejuang terkenal di eranya, seperti yang diceritakan oleh Ketua PRNU Sidomulyo Ust. Ahmad Farid Zakariya dalam sambutannya sebelumnya, walaupun tidak terlalu dikenal saat ini. Lalu sejenak mengheningkan cipta untuk menghadiahkan Alfatihah dan doa kehadirat Ulama Muassis NU dan Singkil.

Setelah itu beliau menyampaikan bahwa salah satu kunci surga adalah dengan mengikuti organisasi NU. Karena NU mengajarkan untuk tahlilan, yasinan, manakiban, dan lain-lain yang merupakan amaliah sunah sesuai dengan ajaran Kanjeng Nabi yang diajarkan secara turun-temurun kepada para sahabat, tabiin, para ulama salafussalih, hingga para Kiai kepada kita semua.

Beliau menegaskan bahwa amaliah haliyah maupun ubudiyah NU sudah melalui kajian tauhid, fikih, dan tasawuf oleh para ulama sehingga tidak perlu diragukan lagi. Beliau juga mengapresiasi penyelenggaraan Lailatul Ijtima karena salah satu tanda hidupnya NU di sebuah ranting adalah keaktifan acara Lailatul Ijtima.
Selain itu, beliau juga menunjukkan keaktifan NU di ranting Sidomulyo dengan mengutip sambutan Ketua MWCNU Buduran bahwa PRNU Sidomulyo walaupun terbilang kecil dengan keanggotaan sedikit, tapi perolehan dan penasarufan zakat, infak, dan sedekah tidak kalah dengan ranting lain yang lebih besar dengan keanggotaan lebih banyak.

Beliau mengatakan bahwa Allah telah berencana untuk memasukkan warga NU Sidomulyo ke surga. Beliau mengutip surat Ali Imran ayat 133-134 yang menyatakan bahwa Allah menyediakan surga seluas langit dan bumi untuk orang-orang bertakwa.

Sedangkan salah satu ciri dari orang bertakwa dalam ayat tersebut yaitu orang yang berinfak di kala lapan dan sempit. Dan itu bisa dilihat dari keaktifan warga NU dalam menyalurkan infak mereka melalui LAZISNU.

Dan beliau juga menyebutkan salah satu ciri ahli surga adalah loman. Tapi beliau menegaskan agar loman apa adanya tanpa melebih-lebihkan atau mengurangi. Beliau mengibaratkan dengan bertelur. Jika hanya sebesar burung emprit maka cukup bersedekah sebesar burung emprit, atau akan sobek jika burung emprit dipaksa menelurkan telur ayam.

Pada akhirnya, beliau menyatakan bahwa mulai saat ini dan untuk seterusnya, Lailatul Ijtima PRNU Sidomulyo dinyatakan dibuka dengan bacaan Alfatihah. Acara diakhiri dengan doa yang dipimpin oleh KH. Abdul Karim Anis dan dilanjutkan dengan ramah-tamah. (ham)