BANJARKEMANTREN. Semangat warga nahdliyyin di lingkungan Buduran untuk memakmurkan Ramadlan 1445 H seakan tak pernah surut, walau waktu sudah bergerak menuju akhir bulan puasa. Menginjak asyrul awakhir Ramadlan tiap langgar dan masjid terlihat semakin semarak dengan berbagai kegiatan. Dari yang shalat berjamaah, bertadarrus, pengajian, buka bersama, sahur bersama, khataman al-Quran, sholawatan, istighotsah, ratiban, mujahadah, qiyamullail, sampai dengan kegiatan sosial seperti berbagai santunan. Mengikuti pola tersebut, pada Sabtu malam Ahad (06/04/24) diadakan khataman al-Quran dan srokalan bil-ISHARI NU di musholla al-Hidayah Pandean Banjarkemantren.
Jam 20.00 beberapa jamaah yang sebelumnya melaksanakan shalat isya, tarawih, dan witir, mulai meneruskan tadarrus al-Quran dimulai dari pertengahan juz 30. Disambung dengan pembacaan tawassul dan tahlil yang dipimpin oleh Bapak Karsiman yang juga ketua takmir musholla al-Hidayah. Lalu pembacaan doa khataman al-Quran dibawakan oleh ustadz Antjhe al-Hafidz. Para jamaah yang hadir sudah mulai ramai. Di antara mereka ada yang membawa tumpeng, nasi kotak, buah-buahan, minuman, dan kue-kue yang sedianya nanti akan disantap bersama.
Setelah usai pembacaan doa khotmil Quran, acara diteruskan dengan pembacaan shalawat. Ibu-ibu dan remaja puteri yang ikut hadir menyumbangkan suara emasnya dengan memimpin beberapa qosidah pada fasal awal kitab maulid Diba. Beberapa lagu lama di era tahun 90-an terdengar dari suara ibu-ibu berlevel sopran, menyebabkan beberapa jamaah dari kaum pria memberikan komentarnya sambil melagukan qosidah jawaban. Bahkan di antara mereka ada yang bercerita tentang pengalamannya dulu di masa remaja tentang lagu yang sedang mereka lantunkan. Anak-anak kecil terlihat saling bermain dan terkadang melakukan berbagai kelucuan khas anak-anak, sedang orang tua mereka melakukan pengawasan ketat sambil terkadang geleng-geleng kepala melihat tingkah anak-anaknya.
Terpal dan karpet yang terhampar di halaman musholla juga terlihat makin ramai oleh jamaah yang datang belakangan. Tampak di antara mereka saling bercengkrama di sela-sela mengikuti bacaan bait demi bait qosidah yang dibawakan. Sampai kemudian tiba giliran srokalan yang malam itu dibawakan dengan bentuk ISHARI NU. Pemukul rebana sebelah kanang dilakukan oleh Pakde Sulthon, Cak Shodiq, dan Abah H. Nur Kholis, sedang pemukul rebana sebelah kiri dibawakan ustadz Antjhe al-Hafidz, Cak Huda, dan Abah H. Sanusi. Selebihnya, semua jamaah secara dadakan menjadi jamaah rodat.
“Robbi nas-aluk bi jahil Musthofa, ighfiril awzar alaa ya Allaah”, begitulah lirik salah satu qosidah saat srokalan yang langsung disambut dengan pukulan rebana.
Di akhir srokalan, Pak Karsiman menyampaikan sambutan atas nama takmir musholla al-Hidayah Pandean. Ucapan terima kasih, permohonan maaf, dan harapan karunia keberkahan dari Allah SWT menjadi substansi sambutannya. Doa shalawat dipimpin oleh ustadz Muhlisin. Beliau mengumumkan sekaligus mengundang jamaah untuk hadir pada esok hari malam 28 Ramadlan di musholla al-Chambali Jambe untuk melakukan kegiatan yang kurang lebih sama dengan kegiatan malam itu.
Setelah doa, terlihat semua jamaah membentuk lingkaran dan baris dalam kelompok kecil untuk menyantap tumpeng yang sudah disediakan oleh takmir. Terlihat mereka saling berbagi makanan dan minuman. Daun pisang yang telah disiapkan oleh Pak Karsiman seolah menjadi saksi betapa momentum itu menjadi lebih berkah dengan keguyuban dan kekeluargaan yang tampil, walau dalam bentuk yang sederhana. Moga Allah SWT senantiasa mencurahkan berkahnya. Aamiin. ©
A’wan MWC NU Buduran | Tukang Sapu Langgar
Mahabbah gak kenal wayah