SIDOKEPUNG. Ketika mengikuti pengajian rutin menjelang buka puasa di masjid Baiturrohim Sidokepung tenpo hari, Ustadz Yasek menginfo sekaligus ngaturi tentang beberapa rangkaian kegiatan khataman al-Quran dan terbangan di Sidokepung. Agenda tersebut sedianya akan dilaksanakan tiap malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadlan tahun 1445 H ini. Khataman al-Quran dan terbangan pertama dilaksanakan pada Ahad malam Senin (31/03/24) di musholla Baitul Amin Sidokepung.
Ba’da maghrib ketika nderekne kyai dan para jamaah masjid berbuka puasa setelah pengajian rutin dan jamaah shalat maghrib di Jambe, ada sebuah pesan via WA yang masuk dari Cak Madin, pemuda tampan dari Sidokepung yang menjadi aktifis ISHARI NU. Pesan via WA itu berisi undangan untuk hadir pada khataman al-Quran dan hadrah bil-ISHARI di musholla Baitul Amin Sidokepung sesuai dengan apa yang sebelumnya telah disampaikan Ustadz Yasek. Afirmasi pun diberikan pada Cak Madin sebagai pengirim pesan, alamat bahwa nantinya akan hadrah bersama setelah sekitar tiga pekan off.
Jam 21.00 masih dibacakan beberapa surat dari juz 30 oleh beberapa kyai secara bergiliran. Tepat jam 21.30 khatam, dan dibacakan doa khataman, lalu disusul dengan sambutan dari Kyai Nur Khasan, Ketua Tanfidziyah PRNU Sidokepung sekaligus ketua takmir musholla Baitul Amin. Dalam sambutannya, kyai kharismatik yang kale mini menyampaikan beberapa info sekaligus undangan terkait rangkaian khataman al-Quran dan hadrah bil-ISHARI yang diadakan di malam ganjil pada sepuluh akhir ramadlan tahun ini. Beliau juga menyampaikan terima kasih atas berbagai kontribusi jamaah dan warga atas terselenggaranya berbagai kegiatan. Serta permohonan maaf atas segala kekurangan ketika melakukan koordinasi dari berbagai kegiatan tersebut.
Kiranya apa yang disampaikan Kyai Nur Khasan merepresentasikan makmurnya desa Sidokepung dengan berbagai kegiatan. Pada waktu yang sama, di masjid Baiturrohim Sidokepung juga diadakan khataman al-Quran oleh jamaah ibu-ibu. Terlihat para sahabat Banser mengamankan pelaksanaan kegiatan ini dengan berjaga-jaga di depan masjid yang langsung berada di sisi jalan desa ini. Agak ke utara dari masjid Baiturrohim Baiturrohim, juga ada kegiatan yang sama dengan menghadirkan penceramah dari Surabaya.
“Saya haturkan terima kasih pada Panjenengan semua atas segala bantuan, dan juga mohon maaf atas segala kesalahan,” dawuh beliau yang malam itu mengenakan baju batik warna hijau yang tertera logo NU.
Saat pembacaan shalawat mahallul qiyam bil-ISHARI, terlihat para penggerak ISHARI NU sangat antusias melakukan berbagai gerakan rodat dan ketrek mengiringi bacaan-bacaan yang dilantunkan oleh sang Hadi. Bahkan, Kyai Nur Khasan juga terlihat meleburkan dirinya pada jamaah rodat yang kebanyakan remaja dan anak-anak tanpa terlihat canggung dan enggan. Momen lucu terjadi ketika ada salah seorang anak sarungnya melorot, tidak bisa membetulkan, dan kebingunan. Lalu ia dibantu membetulkan sarunya oleh jamaah lainnya. Ketua Tanfidziyah yang hobi nderes Burdah ini juga menggerak-gerakkan beberapa bagian tubuhnya sesuai kaidah rodat dan juga mengikuti ketrek sambil sesekali terlihat melirik jamaah di depan dan sampingnya. Al-Quran menjadi pedoman, shalawat menjadi kebiasaan, kiranya itulah kalimat yang bisa mewakili warga NU di Sidokepung. Semoga Allah SWT mengkaruniakan keberkahan pada semuanya. Aamiin. ©
A’wan MWC NU Buduran | Tukang Sapu Langgar
Mahabbah gak kenal wayah