SAFARI RAMADLAN PRNU BANJARKEMANTREN

BANJARKEMANTREN. PRNU Banjarkemantren selama Ramadlan tahun 1445 H ini melakukan beberapa sesi Safari Ramadlan di masjid yang ada di lingkungannya. Sesuai surat PRNU Banjarkemantren nomor: 06/PR/Tanf/L-10.03.012/III/2024 tertanggal 18 Ramadlan 1445 H, dilaksanakan 4 kali Safari Ramadlan. Pertama, tanggal 30 Maret 2024 di masjid Darussalam, kedua pada 31 Maret 2024 di masjid Baiturrohim, ketiga pada 5 April 2024 di masjid Amalul Muchlisin, dan terakhir pada 6 April 2024 di masjid Baitus Sa’adah.

Berdasarkan surat resmi PRNU Banjarkemantren itu pula, Safari Ramadlan tersebut berisi beberapa kegiatan, yaitu shalat isya, tarawih, dan witir secara bercamaah. Antara tarawih dan witir diadakan kuliah sembilan menit (kulsem), dan diberikan santunan untuk marbot masjid serta juru kunci makam. Safari Ramadlan kedua yang dilaksanakan di masjid Baiturrohim pada Ahad (31/03/04) dihadiri oleh Rois Syuriyah PRNU Banjarkemantren, Kyai Muhajir dan Ketua Tanfidziyah PRNU Banjarkemantren, Ustadz Machfudzil Asror, serta beberapa pengurus lainnya. Sesi kedua ini juga bertetapan dengan malam 21 Ramadlan 1445 H.

Ustdaz Sabar al-Hafidz yang didapuk menjadi imam shalat Isya, tarawih, witir, dan penceramah, menyampaikan sebuah hadits Baginda Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wa aalihi wa sallam dari sahabat Ibnu Abbas RA bahwa surge merindukan empat golongan orang, yaitu orang yang membaca al-Quran, orang yang menjaga lisan, orang yang memberi makan pada yang lapar, dan orang yang berpuasa di bulan Ramadlan. Hadits riwayat Imam Abu Dawud dan Imam Tirmidzi ini beliau sampaikan pada ratusan jamaah masjid Baiturrohim yang terlihat antusias dan tak terlihat kepayahan di wajah-wajah mereka.

Untuk menjadi ahlullaah tidak harus hafal al-Quran. Njenengan istiqomah nderes al-Quran, sehari-semalam 100 ayat misalnya. Bila dilakukan dengan istiqomah maka itu bisa menjadi tanda bahwa Njenengan adalah ahlullaah,” dawuh beliau dengan berdiri di paimaman di sebelah selatan mimbar.

Setelah selesai rangkaian shalat isya, tarawih, witir, doa, serta pembacaan shighot lafadz niat puasa untuk hari esok, anak-anak kecil berhamburan menuju ustadz Sabar al-Hafidz untuk minta tandatangan beliau sebagai catatan atau laporan di buku pendamping siswa dari sekolah mereka masing-masing. Setelah usai, diberikanlah santunan untuk marbot masjid dan penjaga makam oleh PRNU Banjarkemantren.

Di serambi sisi utara masjid, terlihat ustadz Nur Syamsi, wakil Katib Syuriyah PRNU Banjarkemantren yang juga ketua takmir masjid Baiturrohim terlihat menyiapkan sekedar wedang dan makanan ringan bagi jamaah sekedar pelepas keringat dan dahaga setelah beribadah. Di WAG PRNU Banjarkemantren, momen tersebut diabadikan ustadz Fudzil dan diberi komentar bahwa situasi seperti itulah yang menjadi mujalasah yang berkah meskipun mungkin jarang terjadi. Pada kesempatan itu seolah menjadi mujalasah yang berkah karena banyak ilmu dan teladan. Salah satunya saat ustadz Munir al-Hafidz menyeduhkan wedang kopi dan teh bagi yang hadir, meskipun beliau hafal Quran dan kyai di Banjarkemantren, namun tak malu menyeduhkan kopi bagi yang lain yang tidak/belum hafal al-Quran. Begitu juga dengan ustadz Antjhe al-Hafidz yang tak malu nyaosi kuwe pada yang hadir meski beliau juga kyai muda yang hafal al-Quran. Inilah salah satu wujud kecil dari tawadlu’nya orang-orang NU, hobinya melayani dan enggan dilayani. Semoga Allah SWT melimpahkan keberkahan pada semuanya. Aamiin. ©