SUKOREJO. Bulan Romadlon merupakan bulan penuh berkah. Romadlon juga disebut dengan Syahrul Qur’an karena di dalamnya Allah SWT menurunkan al-Qur’an pada umatNya. Alangkah beruntungnya orang-orang yang diperkenankan mendapatkan keberkahan Romadlon, karena mereka inilah orang yang dipilih dan diizinkan Allah SWT menerima rahmat, ampunan, dan kebebasan dari neraka. Maka salah satu cara meraih keberkahan di bulan ini adalah dengan memuliakan al-Qur’an. Kiranya inilah yang diikhtiarkan oleh para pengurus takmir masjid Nur Hidayah desa Sukorejo pada bulan Romadlon tahun 1445 hijriah ini.
Bertempat di ruang utama masjid Nur Hidayah pada Sabtu (23/03/24) malam Ahad diadakan Lailatul Qiro’ah dengan menghadirkan Jam’iyatul Qurra wal Huffadz Nahdlatul Ulama (JQHNU) Cabang Sidoarjo. Setelah pelaksanaan shalat Isya, tarawih, dan witir, tepat jam 20.30 dimulailah acara tersebut yang dipandu langsung oleh pimpinan JQHNU Sidoarjo. Satu persatu para qori menempati panggung yang telah disediakan dan melantunkan Kalamullah dengan bacaan yang fasih dan irama lagu nan indah.
Di antara para qori tersebut ada hadir dari luar Sukorejo dan Buduran. Di sela-sela itu, KH. Anas Mahmudi selaku takmir masjid Nur Hidayah yang juga sehari-harinya menjadi Rois Syuriyah PRNU Sukorejo dipersilahkan menyampaikan sambutan. Kyai yang memiliki wadzifah nderes al-Qur’an ini menyampaikan rasa syukurnya atas terselenggaranya acara tersebut, selain juga beliau menyampaikan permohonan maaf atas kekurangan dalam pelaksanaannya. Selebihnya beliau menyampaikan harapan semoga semua yang hadir dan ikut terlibat di kegiatan Lailatul Qiro’ah tersebut mendapatkan luberan rahmat dan keberkahan dalam hidupnya.
“Harapan kita semoga semua yang hadir dan ikut andil dalam terlaksananya Lailatul Qiro’ah ini beserta seluruh keluarganya mendapatkan rahmat dan keberkahan,” dawuh beliau.
Pada kesempatan terpisah, Ustadz Agus Salim sebagai motor penggerak acara tersebut menyampaikan bahwa cita-citanya dalam menyelenggarakan kegiatan ini adalah untuk menambah kecintaan kepada al-Qur’an. Meskipun sebagai orang yang –mengaku—bukan ahli al-Qur’an, pria yang juga menjadi Ketua Tanfidziyah PRNU Sukorejo ini memiliki himmah mendapatkan nikmat berupa hati dengan cinta yang kuat terhadap al-Qur’an.
“Saya ini bukan ahli al-Quran, tapi punya berkeinginan memiliki cinta yang kuat terhadap al-Qur’an. Itulah yang menjadi tujuan utama dari kegiatan Lailatul Qiro’ah ini,” ujarnya sambil mmbetulkan posisi kacamata tebal yang dipakainya.
Di sesi akhir, beberapa qori senior tampil di panggung dan membacakan sholawat al-Kirom dengan syahdu. Sholawat yang biasa juga disebut dengan Ya Ayyuhal Mukhtar ini dibawakan oleh para qori senior dari JQHNU Sidoarjo dengan luar biasa. Bahkan ada di antara para mustami’in yang merekam dengan gadget mereka, walaupun acara itu sendiri juga disiarkan live melalui kanal YouTube. Kegiatan ini ditutup dengan pembacaan doa oleh semua hadirin. Semoga Allah SWT menjadikan kita semua sebagai ahli al-Qur’an dan diberi anugerah memahami dan mengamalkannya. Aamiin. ©
A’wan MWC NU Buduran | Tukang Sapu Langgar
Mahabbah gak kenal wayah