GRAHA NUSANTARA. Bertempat di Graha Nusantara kantor MWCNU Buduran, pada Sabtu (8/03/2024) dilaksanakan pertemuan dalam rangka pembentukan Jam’iyyah Ahlith Thariqah al-Mu’tabarah al-Nahdliyyah (JATMAN) Idaroh Ghusniyyah Buduran. Hadir pada pertemuan tersebut pengurus JATMAN Idaroh Syu’biyah Sidoarjo, PCNU Sidoarjo, dan tentu MWCNU Buduran sebagai fasilitator. Sesuai daftar hadir, ada sejumlah 35 undangan yang menuliskan nama, selain ada belasan lainnya tidak sempat tercatat kehadirannya dan izin karena ada udzur syar’i.
Sebagai rangkaian acara, pertemuan tersebut dibuka oleh muqossimul auqot, tawassul iftitah, disusul dengan pembacaan ayat suci al-Qur’an beserta shalawat Thoriqiyyah JATMAN oleh KH. Sirojuddin dari Prasung, sambutan-sambutan, pembentukan pengurus JATMAN Idaroh Ghusniyyah Buduran, doa, dan ramah-tamah. Kesan sakral dan khidmat sangat kuat terasa mulai tawassul iftitah yang dipimpin oleh KH. Muchlas Kurdi, ditambah dengan syahdunya bacaan ayat suci al-Qur’an Surat al-Baqarah ayat 183 yang menegaskan kewajiban puasa Ramadlan dan shalawat Thoriqiyyah yang dipandu oleh KH. Sirojuddin.
Pada sambutannya mewakili MWCNU Buduran, Kyai Machrus sebagai Ketua Tanfidziyah menyampaikan terima kasih atas kehadiran segenap tamu undangan dari jajaran JATMAN Idaroh Syu’biyah, PCNU Sidoarjo, serta hadirin. Sekaligus mohon maaf atas kekurangan dalam menyediakan fasilitas dan segala sesuatunya. Selain itu, beliau bersyukur dan menyambut positif atas pertemuan malam hari itu dengan harapan semua JATMAN Ghusniyyah Buduran yang akan dibentuk akan menambah kemakmuran Nahdlatul Ulama di lingkungan Buduran. “Kami sangat bersyukur atas kerawuhan Panjenengan dan pertemuan malam hari ini, semoga JATMAN menambah kemakmuran NU di MWCNU Buduran,” ujarnya.
Selanjutnya, Gus Ali Fikri sebagai Mudir Imdlo’iyyah JATMAN Idaroh Syu’biyah Sidoarjo menyampaikan rasa syukur mendalam atas terselenggaranya pertemuan malam hari itu. Harapan beliau semoga pertemuan tersebut dalam menjadi mediasi terbentuknya kepengurusan JATMAN Idaroh Ghusniyyah Buduran dan untuk selanjutnya diikuti dengan kecamatan lain di Sidoarjo. “Kami berharap semoga kepengurusan JATMAN Idaroh Ghusniyyah Buduran yang akan kita bentuk ini dapat makin memupuk amaliyah ketarekatan di lingkungan warga Nahdliyyin Buduran”, ujar beliau.
Ketua Tanfidziyah PCNU Sidoarjo KH. Zainal Abidin yang sebelumnya menghadiri agenda NU di tempat lain yang rawuh, juga menyampaikan tahni’ahnya atas pertemuan tersebut. Terlebih beliau juga menjelaskan sedikit relevansi antara NU, tarekat, Buduran, dan Sidoarjo. Sudah kaprah dimafhumi bahwa Buduran merupakan salah satu punjer NU di Sidoarjo yang para ulama pendahulunya juga merupakan pengamal tarekat. Maka pembentukan JATMAN Idaroh Ghusniyyah Buduran sudah merupakan langkah yang semestinya dengan harapan menambah khidmah pada NU, para auliya dan ulama pendahulu. Tentu dengan harapan agar khidmah tersebut menjadi washilah ridla dari para pendahulu terhadap para penggerak NU dan JATMAN di masa kini dan mendatang. “Melalui pembentukan JATMAN Idaroh Ghusniyyah Buduran ini semoga menjadi washilah para pendahulu kita tersenyum ridla kepada kita semua,” tegasnya dengan mantab.
Sebelum pembentukan JATMAN Idaroh Ghusniyyah Buduran, KH. Muchlas Kurdi berpesan kepada para hadirin terkait NU dan dunia ketarekatan. Bahwa ulama pendiri dan pendahulu NU adalah pengamal tarekat, maka menghidup-hidupan tarekat tak ubahnya sama dengan menghidupkan NU itu sendiri. Terutama para ulama di Sidoarjo dan khususnya Buduran. Lebih lanjut, beliau menyampaikan bahwa para ulama pendahulu itu memiliki amaliyah yang sangat istimewa. Tiga di antara amaliyah tersebut adalah beribadah dengan ilmu [bukan dengan nafsu], mulazamatul khidmah pada Allah dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam, dan tashfiyyatul qolbi. Tiga hal ini merupakan amaliyah khas ketarekatan. “Tarekatnya para auliya dan ulama pendahulu kita itu tiga, yaitu al-‘ibadah ma’a al-‘ilmi, mulazamatu khidmatulllah wa khidmaturrosul, dan tashfiyatul qolbi”, dawuh beliau.
Sebelum doa ikhtitam, terpilih secara aklamasi untuk Rois Ifadliyyah adalah Drs. KH. Saiful Hadi, M.Pd.I. dan Katib Ifadliyyah Ustadz Ustadz Badrussalam, sedang Mudir Imdlo’iyyah Chabib Musthofa dan Sekretaris Imdlo’iyyah Ustadz Rasyid. Setelah doa ikhtitam, di sela-sela ramah-tamah, atas arahan pengurus JATMAN Idaroh Syu’biyah Sidoarjo, Pimpinan MWCNU Buduran, dan Rois Ifadliyyah Idaroh Ghusniyyah Buduran terpilih, diadakan pertemuan singkat untuk melengkapi draft susunan kepengurusan JATMAN Idaroh Ghusniyyah Buduran yang maksimal dalam waktu tidak lebih dari dua pekan dari pertemuan malam itu harus sudah diusulkan pada pengurus JATMAN Idaroh Syu’biyah Sidoarjo untuk diterbitkan Surat Keputusan kepengurusannya. Draft susunan kepengurusan tersebut terdiri dari berbagai Lajnah yang berada dalam jajaran Imdadiyah.
Mengutip salah satu klausul dalam shalawat Thoriqiyyah, “Allahummahdinath thoriqol mustaqiim, thoriqol ashfiya-i wadz dzakiriin”, moga Allah berkenan menjadikan kita semua berada pada golongan tersebut. Aamiin.(c)
A’wan MWC NU Buduran | Tukang Sapu Langgar
Mahabbah gak kenal wayah
Sae sanget Gus