BUDURAN. Setelah suara dzikir dan aurod dari pengeras suara yang terpasang di masjid-masjid di wilayah Buduran tidak marak terdengar, seiring dengan makin terangnya suasana di Ahad pagi (22/10), terlihat halaman kantor MWCNU Buduran telah bersih dan rapi. Telah terpasang berbagai bendera dan background apel HSN 2023 di gerbang masuk kantor kebanggaan warga nahdliyyin Buduran itu. Bahkan tiang bendera dengan tatakan portabel telah berdiri menjulang tepat di depan pintu masuk. Waktu masih menunjukkan jam 05.30 WIB ketika tim Media Center MWCNU Buduran (MC-MWCNU-B) tiba di area yang sedianya akan dijadikan lokasi Apel Hari Santri Nasional (HSN) 2023 bagi seluruh jajaran pengurus dan warga NU Buduran pagi itu.
Sambil menunggu sesama aktifis NU lainnya, tim MC-MWCNU-B melakukan pengecekan terhadap naskah-naskah yang sedianya akan digunakan petugas apel melaksanakan mandatnya. Mulai dari naskah MC, teks Pancasila, teks Resolusi Jihad, teks Ikrar Santri, teks sambutan, dan teks doa. Semua sudah lengkap tercetak dan diletakkan dalam stop-map berwarna hijau. Sang Dwi Warna Merah Putih juga telah siap berada di atas nampan. Sound system dan segala perangkatnya telah rapi terpasang di tempatnya dan siap digunakan.
Setelah beberapa menit berlalu, tibalah seorang sahabat Banser dengan sangat bersemangat dan langsung menuju tim MC-MWCNU-B untuk bersalaman dan bertanya kabar. Lalu sahabat Banser tersebut langsung keluar halaman dan melakukan pengecekan arena lokasi. Bahkan beberapa kerikil yang dirasanya dapat mengganggu pelaksanaan Apel HSN 2023 pun tak luput dari kewaspadaannya. Kerikil-kerikil itu disingkirkannya dengan sepakan-sepakan kecil.
Kurang dari setengah jam, halaman kantor MWCNU Buduran telah ramai dengan berbagai perwakilan organisasi NU baik lembaga maupun badan otonom lengkap dengan seragam masing-masing. Sekitar 300 warga nahdliyyin telah berkumpul dan bersiap melaksanakan Apel HSN 2023. Setelah beberapa pengumuman kecil, dan para petugas menyiapkan semua pasukan dan petugas, mulailah protokol menjalankan tugasnya memandu apel pagi itu.
Dimulai dari pembukaan, pengibaran bendera Merah Putih, mengheningkan cipta, pembacaan Pancasila, Resolusi Jihad, Ikrar santri, amanat Pembina upacara, sampai doa. Semua berjalan khidmat dan bersemangat. Mungkin belasan tahun lalu sulit menjumpai adanya peserta upacara atau apel dengan menggunakan sarung dan atribut-atribut santri. Namun pagi itu dapat dilihat betapa ratusan orang santri dengan berkebaya, berkerudung, bersarung, berkopyah, dan berpakaian khas santri dengan khidmat mengikuti tiap rangkaian upacara HSN 2023 dengan tertib.
Nuansa khidmat dan sakral itu makin terasa ketika dibacakan teks Ikrar Santri oleh ketua IPNU Buduran dengan iringan sebaris pasukan dengan membawa pataka berbendera Nahdlatul Ulama. Pembacaan teks itu diikuti oleh seluruh peserta apel degan gemuruh suara yang serempak, kompak, dan sanggup meremangkan bulu roma siapapun yang berada di sekitar pelaksanaan apel HSN 2023 tersebut. Demikianlah, ternyata santri juga bisa tertib dan khidmat dalam melakukan kegiatan yang –mungkin sebelumnya—tidak biasa akrab ditradisikan dalam kehidupan santri, yaitu upacara. MWCNU Buduran Jihad Santri Jayakan Negeri.(c)
A’wan MWC NU Buduran | Tukang Sapu Langgar
Mahabbah gak kenal wayah