BUDURAN. “Assalaamu ‘alaika zainal anbiyaa-i… Assalaamu ‘alaika atqol atqiyaa-i… Assalaamu ‘alaika ashfal ashfiyaa-i…” Begitulah Abah Halimi melantunkan bacaan pembukaan dari muhuth ibtida’ dalam acara Lailatul Hadrah bil-ISHARI pada Sabtu (21/10) di pendopo kecamatan Buduran. Kegiatan ini sendiri merupakan salah satu rangkaian dari berbagai acara yang dilaksanakan sebagai bagian dari peringatan Maulid Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wa aalihi wa sallam dan Hari Santri Nasional (HSN) 2023 dari MWCNU Buduran.
Lailatul Hadrah bil-ISHARI malam itu dihadiri oleh PR ISHARI NU beserta jamaahnya seluruh ranting se-Buduran. Ba’da Isya sekitar jam 19.00 WIB Abah Ya Arif yang menjadi ketua Anak Cabang ISHARI NU Buduran telah hadir di lokasi beserta jamaah lainnya. Sampai pembacaan muhuth ibtida’ tersebut dilaksanakan, telah hadir puluhan jamaah dari berbagai ranting dan memenuhi area kantor kecamatan Buduran. Beserta Camat, tampak hadir juga para pegawai kecamatan dan turut membantu kepanitiaan HSN 2023 MWCNU Buduran menyiapkan berbagai hal yang dibutuhkan jamaah.
Belum usai pembacaan muhuth ibtida’ para pimpinan MWCNU Buduran, Forkomimka, PRNU, dan beberapa kepala desa di wilayah Buduran telah hadir dan menempati posisi di sebelah kanan dari jamaah yang sedang asyik menyambut tiap bacaan pimpinan dengan drek dan rodat yang terlihat elok membentuk sebuah orkesta bacaan-bacaan, gerakan-gerakan, dan tabuhan-tabuhan rebana uang menciptakan suasana spiritual luar biasa istimewa.
Pada sambutannya, Kyai Machrus sebagai Ketua Tanfidziyah MWCNU Buduran menyampaikan bahwa betapa pentingnya sholawat sebagai medium spiritual memperbaiki dan menyiapkan diri dalam menjalankan tugas sebagai hamba dan sekaligus khalifah Allah. “Sholawat merupakan bentuk mahabbah dan media spiritual yang sangat istimewa dalam membentuk pribadi paripurna, maka dari itu acara Lailatul Hadrah bil-ISHARI semacam ini perlu dilestarikan, terutama di tempat-tempat seperti ini.” Ujar beliau.
Seakan tidak mau kalah, Syamsu Rizal yang bertugas sebagai camat Buduran juga menyampaikan hal positif tentang kegiatan seperti Lailatul Hadrah bil-ISHARI ini. Bahkan, ia juga mendorong agar desa-desa yang ada di wilayah Buduran ikut mendukung dan mengembangkan kegiatan seperti ISHARI NU karena menjadi bagian dari salah satu hal ikut menjaga kesejahteraan sosial dari sisi pengembangan spiritualitas warga. Ia juga menyampaikan terima kasih sekaligus permohonan maaf bila ada kekurangan sebagai tuan rumah dari kegiatan malam hari itu. “Terima kasih sekaligus mohon maaf saya sampaikan atas kekurangan sebagai tuan rumah dari pelaksanaan kegiatan malam hari ini.” Paparnya.
Kegiatan Lailatul Hadrah bil-ISHARI ini sendiri diakhiri dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh KH. Jalisil Ulama yang juga menjadi Wakil Ketua Tanfidziyah MWCNU Buduran. Sebelum doa, dibawakan muhuth mahallul qiyam yang dipimpin Gus Abdul Muin dengan pemukul rebana sebelah kanan dari ranting Dukuh Tengah, pemukul rebana sebelah kiri dari ranting Banjarkemantren, dan rodat dari ranting Siwalanpanji dan seluruh hadirin yang ada.
Kegiatan ini berakhir sekitar jam 22.30 WIB diiringi dengan pulangnya jamaah menuju tempat masing-masing. Terlihat para panitia dan pengamanan dari Banser Buduran dengan cekatan merapikan arena perhelatan. Tiada lain harapan dari penyelenggara atas kegiatan ini adalah semakin kuatnya mahabbah kepada Baginda Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa aalihi wa sallam.(c)
A’wan MWC NU Buduran | Tukang Sapu Langgar
Mahabbah gak kenal wayah