BUDURAN. “Saya senang memberikan layanan kesehatan di sini. Pasiennya tidak ada yang memiliki gejala penyakit berat, itu tandanya mereka hidup sehat. Apalagi orangnya ramah-ramah dan banyak canda.” Ujar dokter Erna di akhir kegiatan pengobatan gratis yang dipandegani LKNU MWCNU Buduran bekerjasama dengan LAZISNU Buduran, LKNU PC Sidoarjo, dan Rumah Sehat BAZNAS Sidoarjo pada Rabu (18/10) di halaman kantor MWCNU Buduran. Sambil menyantap soto, para petugas medis terlihat senang mereview apa yang telah mereka lakukan sebelumnya. Kegiatan ini sendiri merupakan bagian dari rangkaian peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan HSN tahun 2023.
Salah satu hal yang menarik selama pelaksanaan kegiatan tersebut adalah dialog antara petugas medis dengan pasien yang diperiksa kesehatannya. Atau celetuk pasien lain yang antri mengomentari pasien lain yang sedang diperiksa, sehingga celetukan itu menjadi bahan canda di tengah berlangsungnya layanan medis yang biasanya menyeramkan.
Seperti halnya ketika ada seorang pasien yang dirahasiakan identitasnya sedang diperiksa dadanya dengan stetoskop dengan instruksi dokter untuk mengambil nafas biasa dan rileks. Tiba-tiba ada pasien lain yang antri nyeletuk, “Sing kudu diperikso wetenge sebab luwe durung sarapan, ora dodone (Jawa)/yang harusnya diperiksa perutnya sebab lapar belum sarapan, bukan dadanya.” Kontan komentar yang terkesan nyelonong ini membuat orang-orang yang ada di tempat itu tertawa tanpa dikomando.
Ada juga pasien yang saat maju diperiksa tekanan darahnya oleh petugas dengan tensimeter –entah sadar atau tidak—jari-jari tangannya masih menjepit sebatang rokok yang menyala. Ketika diminta petugas medis untuk membuang atau menjauhkan rokok tersebut, pasien itu reflek memberikan rokok pada sahabatnya sesama pasien dengan maksud untuk minta dibawakan dulu. Kelakuaan pasien ini tentu membuat petugas medis yang akan memeriksa tekanan darahnya geleng-geleng kepala sambil senyam-senyum sendiri.
Ada juga pasien ibu-ibu yang mengaku tidak memiliki keluhan serius kecuali terkadang merasa capek dan pusing kepalanya. Sebelum dokter melakukan pemeriksaan, terdengar pasien lain nyeletuk, “itu biasa terjadi saat tanggal tua –maksudnya belum gajian–.” Maka baik pasien, yang komentar tanpa diminta, petugas medis, dan pasien lain yang mendengar ikut tertawa.
Berbeda dengan pasien lain yang terlihat sangar. Ia mengaku tidak ada keluhan serius kecuali sulit tidur ketika waktunya sudah istirahat. Setelah menjawab beberapa pertanyaan dokter Erna, pasien tersebut diarahkan untuk disuntik. Mendadak ia pucat dan kontan menolak disuntik. Petugas medis lain langsung tersenyum sambil geleng-geleng kepala melihatnya. Apalagi ketika ada sahabat pasien tersebut yang berkata di samping arena pemeriksaan, “suangar kelihatannya, ternyata takut suntikan.”
Bahkan ada juga pasien yang sudah diperiksa tekanan darahnya, lalu antri. Tapi saat giliran dipanggil untuk diperiksa, ia sudah tidak ada di tempat karena mungkin harus melakukan tugas di tempat lain. Tapi secara umum, semua pasien yang datang mendapatkan pelayanan secara maksimal dokter Erna dan petugas medis lainnya. Apalagi pengobatan tersebut sangat menyenangkan dibumbui interaksi yang menyegarkan seperti sebuah keluarga. Tidak berlebihan bila pengobatan gratis yang diinisiasi MWC LKNU Buduran ini disebut dengan pengobatan yang menyebangkan sekaligus menyehatkan. Jihad Santri Jayakan Negeri.(c)
A’wan MWC NU Buduran | Tukang Sapu Langgar
Mahabbah gak kenal wayah