SIDOKEPUNG. Kelahiran sang manusia agung penghulu para nabi dan rasul membawa kebahagiaan dan rahmat bagi seluruh alam. Kebahagiaan dan rahmat itu bukan hanya hak dari manusia semata, namun Allah swt karuniakan pada seluruh makhluk dalam berbagai alam. Kiranya itulah sekelumit Mutiara mau’idhotul hasanah yang disampaikan Habib Ali bin Idrus bin Agil dari Bangil dalam pengajian maulid pada Ahad pagi ba’da subuh (8/10/23) di masjid An-Nuur PMA Sidokepung. Selain itu hadir pula Habib Abdullah al-Haddad dari Malang.
Sebenarnya, pengajian maulid pagi itu merupakan salah satu dari berbagai rangkaian kegiatan yang diselenggarakan oleh ketakmiran masjid An-Nuur PMA Sidokepung dalam rangka memeriahkan bulan Rabi’ul Awwal tahun 1445 H. Sebelum pengajian, rangkaian kegiatan pagi itu dimulai dengan shalat subuh berjamaah oleh warga sekitar, terutama pengurus ranting NU (PRNU) Sidokepung dan juga ketakmiran masjid An-Nuur. Setelah pembacaan aurad dan doa sebagaimana dalam tradisi warga nahdliyyin, tidak berselang lama dimulailah pengajian. Setelah protokol membuka acara, dilanjutkan dengan pembacaan sholawat ISHARI NU dalam muhuth Mahallul Qiyam yang dipandegani oleh PR ISHARI NU Sidokepung.
“Robbi nas-aaluk bi jaahi al-Musthofa, ighfiril awzar alaa ya Allaah…” begitulah salah satu penggalan syair qosidah yang dilantunkan oleh jamaah di bagian akhir Mahallul Qiyam dengan iringan gerakan rodat, ketrek, dan suara pukulan yahum dari duf ISHARI NU.
Sebelum pengajian, KH. Aziz selaku Rois Syuriyah PRNU Sidokepung sekaligus takmir masjid An-Nuur PMA dipersilahkan menyampaikan sambutan. Berbaju hijau, berselempang sorban putih dan kopyah putih, kyai yang bertutur kata kalem dan teduh ini menyampaikan bahwa pada perayaan bulan Rabi’ul Awwal tahun ini sengaja diselenggarakan dengan berbagai kegiatan yang beraneka ragam. Mulai yang sifatnya pengajian, pembacaan sholawat, bazar, bakti sosial, sampai general medical check up bagi masyarakat secara umum. Tiada lain semua itu adalah untuk meningkatkan kecintaan kepada Baginda Muhammad shollallahu ‘alaihi wa aalihi wa sallam dan juga meningkatkan kecintaan pada Nahdlatul Ulama.
“Tahun ini sengaja kami adakan kegiatan beraneka ragam dan ngaturi para ulama agar kecintaan kita kepada nabi kita dan NU makin bertambah kuat.” Dawuh beliau saat berdiri menyampaikan sambutannya di pagi itu.
Setelah pengajian, kegiatan dilanjutkan dengan bazar dan baksos yang diselenggarakan dari jam 17.00 sampai 11.30 di halaman masjid An-Nuur PMA. Tak ketinggalan para sahabat Banser sangat cekatan menjaga dan melayani jamaah pagi itu tanpa kehilangan sikap ramah dan santunnya. Tampak para jamaah dan warga sangat semarak dan guyup rukun saling ceria menikmati suguhan layanan sosial yang disediakan oleh ketakmiran masjid An-Nuur PMA tersebut. Bahkan, Kyai Machrus selaku Ketua Tanfidziyah MWCNU Buduran yang berkenan rawuh mulai saat pengajian, terlihat ikut mengikuti general medical check up di depan masjid An-Nuur. Perawat yang memasangkan tensimeter di lengan kanan beliau terlihat gugup, walaupun yang sedang dilayani dan yang sedang mengiringi tampak tenang-tenang saja. General medical check up tersebut meliputi 22 jenis pemeriksaan dan ditambah dengan penyediaan konsultasi dokter secara gratis.
Begitulah warga nahdliyin ketika mengekspresikan keberagamaannya dalam dimensi sosial budaya. Mereka selalu punya cara khas dan istimewa dalam menterjemahkan kecintaan pada nabinya, pada para ulama panutannya, pada organisasi NU-nya, dan juga pada agamanya. Ke-khas-an itu ditunjukkan dengan selalu menyertakan upaya menguatkan keberislaman sekaligus tanpa meninggalkan kemaslahatan umat melalui perilaku yang –dalam istilah ilmu-ilmu sosial—mampu menjadi kohesi sosial bagi lingkungan masyarakat dan budaya sekitarnya. Selamat bermaulid pada PRNU Sidokepung. Selamat bermaulid pada ketakmiran masjid An-Nuur PMA. Selamat bermaulid pada seluruh nahdliyyin dan umat Islam Sidokepung.(c)
A’wan MWC NU Buduran | Tukang Sapu Langgar
Mahabbah gak kenal wayah